Monday, 16 October 2017

Perlombaan Inovasi Pembelajaran (Inobel) Guru Tingkat Nasional oleh Dirjen GTK Kemdikbud


Salah satu perlombaan guru tingkat nasional yang paling bergengsi bagi guru se Indonesia adalah Lomba Inobel. Perlombaan ini merupakan kegiatan yang diadakan oleh Dirjen GTK Subdit Kesharlindung. Perlombaan inobel merupakan kegaiatan yang diadakan setiap tahun dengan hadiah (uang, laptop, jalan2 ke Luar Negeri) yang memberikan daya tarik tersendiri bagi guru-guru se Indonesia baik guru SD/MI, SMP/MTs ataupun SMA/MA. Adapun pelaksanaan perlombaan ini adalah sebagai berikut :
  1. Tahap pertama, Penyebaran Informasi
  2. Tahap kedua, pendaftaran dan pengiriman naskah secara online  yang rata-rata tiap tahun terdapat sekitar 1500 naskah yang masuk melalui web kesharlindung
  3.  Tahap Seleksi.. Dari naskah yang masuk diseleksi oleh panitia, kemudian dilakukan penilaian oleh dewan juru yang meliputi : penilaian karya, uji similirity dan uji sitasi. Uji similirity dan sitasi merupakan test plagiarism karya ilmiah. Similirity merupakan uji kesamaan karya ilmiah dengan karya imiah orang lain. Sedangkan sitasi merupakan uji kesesuaian antara kutipan dengan daftar pustaka.
    semakin kecil persentase tingkat kesamaan (indeks similirity) pada naskah, maka semakin kecil kemungkinan naskah tersebut terindikasi plagiarisme, begitupun sebaliknya jika presentase tingkat kesamaan pada naskah besar, makan semakin besar kemungkinan naskah tersebut terindikasi plagiarisme. Untuk uji sitasi, semakin tinggi indeks sitasinya maka semakin baik karya inovasi tersebut, dan semakin rendah indeks sitasinya maka kesesuaian isi dengan daftar pustaka semakin berkurang. Jadi Karya inovasi yang baik dan memiliki keaslian tinggi adalah karya  yang kecil indeks similiritynya dan besar indeks sitasinya.  Kategori indeks similirity adalah sebagai berikut :
    1.Ringan = <20 span="">
    2.Sedang = 20-40 %
    3.Berat = >40%
    1.Berhak menjadi juara 1,2 & 3 = <20%
    2.Hanya berhak menjadi juara 2 & 3 = 20-40%
    Tidak berhak menjadi juara = >40%
  4. Tahap Worshop. Bagi naskah yang lolos seleksi terpilih sekitar 240 naskah yang kemudian diberikan workshop tentang inobel.
  5. Tahap Final. Bagi peserta yang mengikuti worhshop, kemudian dilakukan seleksi lagi untuk menentukan 32 finalis dari 3 bidang (MIPA, IPSB,  dan Sorak). Pada Partai final lomba inobel  ini peserta wajib mempreentasikan karya inovasinya di depan juri dan peserta juga menyajikannya dalam bentuk display/poster. Demikian info tentang inobelnas. SEMOGA BERMANFAAT DAN MENGISNPIRASI. 

Friday, 13 October 2017

Kunker Presiden RI Joko Widodo ke Sungai Lilin

Sungai Lilin merupakan salah satu kecamatan di Musi Banyuasin Sumatera Selatan. Hasil utama penduduk Sungai Lilin adalah perkebunan kelapa sawit dan karet. Perkebunan sawit masyarakat yang bekerja sama dengan perusahaan PT Cargill Hindoli sudah berjalan sekitar 25 tahun. Untuk itu, perkebunan kelapa sawit ini sudah harus dilakukan peremajaan kembali (replanting). Upaya peremajaan lahan sawit (replanting) di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) menjadi perhatian khusus Presiden RI Joko Widodo. Jokowi malkukan kunjunan kerja di Sungai Lilin pada Har Jum’at tanggal 13 Oktober 2017. Kunker Jokowi melaunching secara langsung replanting sawit ini di Desa Panca Tunggal (C5) Kecamatan Sungai Lilin Kabupaten Muba. Tiga hari sebelum kedatangannya dilakukan berbagai persiapan yang dilakukan baik pemerintah kabupaten Muba maupun pemprov Sumsel. Berbagai persiapan telah dilakukan untuk menyambut orang nomor satu di Republik Indonesia, seperti persiapan acara, mobilisasi, dan keamanan. Bahkan Gubernur Sumsel sendiri langsung mengecek persiapan kegiatan tersebut. H Alex Noerdin meninjau langsung kesiapan pelaksanaan acara dan lokasi di Desa C5 Panca Tunggal Kecamatan Sungai Lilin, Rabu. Replanting di Kabupaten Muba ini dilakukan di lahan milik petani mandiri di lahan seluas 4.446 hektar.. Presiden RI akan tandang ke Sungai Lilin untuk melaunching replanting kebun sawit di Muba," ungkap Plt Sekda Kabupaten Muba, Drs H Apriyadi MSi di sela Rapat Persiapan Pelaksanaan Peremajaan Kebun Kelapa Sawit di Sungai Lilin, Rabu (4/10). Dijadwalkan, tamu dan undangan yang hadir yaitu, pejabat negara/menteri sejumlah 15 orang, pejabat kementerian dan lembaga negara 36 orang, Dinas Perkebunan Provinsi se Indonesia sebanyak 30 orang, Dewan Pengawas BPDP 30 orang dan KUD/masyarakat berjumlah lebih kurang 2.500 orang. Sebelum berkunjung ke Sungai Lilin, Presiden Jokowi meresmikan tol Palindra (Palembang - Inderalaya). Ditargetkan, Tol akan dibangun dari Lampung sampai Aceh. Ini artinya SUngai Lilin akan menjadi semakin strategis. Alhamdulillah..


Thursday, 12 October 2017

PENINGKATAN MUTU SEKOLAH DASAR DI MUSI BANYUASIN MELALUI PROGRAM BANTUAN GURU (WAKUL ,TKD,dan GTT,) DAN PROGRAM PSG MENUJU PERMATA MUBA 2017 DAN MUBA MAJU BERJAYA 2022



Oleh
Sunardi
Indeks pembangunan manusia (IPM) atau Human Development Index (DI) merupakan tolok ukur dari kemajuan dan kualitas sebuah negara. Tingginya indeks pembanguna manusia berbanding lurus dengan kemajuan sebuah negara. Pendidikan merupakan sektor penting dalam meningkatkan indeks pembangunan manusia. Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia dapat ditingkatkan melalui pendidikan yang berkualitas. Menurut Undang Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, bahwa pembangunan nasional pada sektor pendidikan merupakan upaya mencerdaskan keidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur dan beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. (Depdiknas 2005). Peningkatan kualitas pendidikan tidak lepas dari pendanaan (cost) / biaya yang cukup besar. Namun, hal ini perlu dilakukan karena pendidikan merupakan investasi jangka panjang dalam pembangunan sebuah negara. Masyarakat Musi Banyuasin mengatakan dengan istilah “sape nak bayo e” yang artinya siapa yang mau mendanai. Pendanaan pendidikan merupakan tanggung jawab pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat. Sinergisitas ketiga komponen ini sangat diperlukan dalam mendanai pendidikan agar sektor pendidikan dapat segera ditingkatkan. Musi Banyuasin merupakan salah satu kabupaten dengan didukung sumber daya alam yang melimpah sebagai pelopor gerakan”Pendidikan Gratis yang Berkualitas” menganggarkan lebih dari 20% APBD nya untuk bidang pendidikan.

Amanah undang-undang yang menyatakan bahwa pemerintah kabupaten/kota bertanggung jawab terhadap pengelolaan pendidikan dasar, maka kualitas Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di kabupaten Musi Banyuasin terus ditingkatkan sehingga semua SD dan SMP di kabupaten Musi Banyuasin memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM). Pemenuhan SPM di kabupaten Musi Banyuasin menjadi prioritas utama agar standar yang lebih tinggi yakni Standar Nasional Pendidikan bisa terpenuhi. Dalam mewujudkan program Pendidikan Gratis yang Berkualitas, maka pemerintah kabupaten Musi Banyuasin memandang bahwa Peningkatan kualitas Sekolah Dasar menjadi prioritas utama karena Sekolah Dasar merupakan tempat pertama meletakkan pondasi suatu konsep kepada peserta didik. Kualitas Sekolah Dasar akan mempengaruhi kualitas pendidikan jenjang berikutnya. Beberapa kebijakan pemerintah kabupaten Musi Banyuasin terhadap peningkatan kualitas pendidikan perlu dilakukan agar upaya mewujudkan pendidikan gratis yang berkualitas sehingga terwujudnya PERMATA MUBA (Penguatan Ekonomi Kerakyatan Religius Mandiri Adil Terdepan Maju Bersama) 2017 dan Muba Maju Berjaya 2022.


Guru merupakan ujung tombak dalam meningkatkan kualitas pendidikan karena guru merupakan orang yang terlibat langsung dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Sebagai pekerjaan profesional, guru memiliki persyaratan yang harus dipenuhi agar mampu melaksanakan tugasnya dengan baik. Menurut PP nomor 74 tahun 2008 dikatakan bahwa Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Peningkatan kompetensi guru akan berimplikasi terhadap peningkatan kualitas satuan pendidijan. Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Guru memiliki tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Kompetensi yang harus dimiliki guru dalam melaksanakan pekerjaannya adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Program peningkatan kompetensi guru sangat diperlukan agar terwujud guru-guru hebat yang profesional. Hasil Uji Kompetensi Guru secara online pada tahun 2015 menunjukkan bahwa kompetensi pedagogiek dan profesional masih di Indonesia masih tergolong rendah. Peningkatan kompetensi guru terutama kompetensi kompetensi pedagogiek dan profesional perlu dilakukan oleh pemerintah baik pusat maupun daerah agar menciptakan guru-guru profesional.

Guru profesional memiliki sertifikat pendidik. Sertifikat pendidik bagi Guru diperoleh melalui program pendidikan profesi yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat, dan ditetapkan oleh pemerintah. Sertifikasi Guru merupakan salah satu kebijakan agar terwujud guru-guru yang profesional sehingga guru yang brsertifikat berhak menerima tunjangan profesi. Sampai saat ini, kebijakan sertifikasi guru baik melalui portopolio, PLPG dan pendidikan profesi dilaksanakan oleh pemerintah pusat,

Kualifikasi akademik guru ditunjukkan dengan ijazah yang merefleksikan kemampuan yang dipersyaratkan bagi guru untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik pada jenjang, jenis, dan satuan pendidikan atau mata pelajaran yang diampunya sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP). Kualifikasi akademik guru diperoleh melalui pendidikan tinggi. Guru SD/MI atau bentuk lain yang sederajat sama dengan guru yang lain, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan SD/MI (D-IV/S1 PGSD/PGMI) atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

Peran Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan Sekolah Dasar menuju PERMATA MUBA 2017 dan Muba Maju Berjaya 2022.

Pemerintah daerah sebagai salah satu dari 3 elemen yang bertanggung jawab terhadap pendanaan pendidikan. Peran pemerintah daearah dalam meningkatkan kualitas pendidikan sangat diperlukan. Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Sekolah Dasar, pemerintah kabupaten Musi Banyuasin melalui bidang pembinaan ketenagaan dinas pendidikan dan kebudayaaan Musi Banyuasin memprogramkan beberapa program. Program peningkatan kualitas Sekolah Dasar yang dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten Musi Banyuasin adalah sebagai berikut.

Pertama, Program “WAKUL” bagi Guru SD.

Keharusan memiliki kualifikasi S1 bagi guru termasuk guru SD menjadikan pemerintah kabupaten Musi Banyuasin terpacu untuk memprogramkan kegiatan wajib kuliah (wakul) bagi guru yang belum memiliki ijazah S1. Peningkatan kualifikasi Guru Sekolah Dasar di kabupaten Musi Banyuasin menjadi salah satu program utama. Guru yang belum memeiliki kualifikasi Srata 1 diberikan bantuan pendanaan agar semua guru SD di musi Banyausin memiliki kualifikasi S1. Melalui program wajib kuliah (wakul), pemerintah memberikan bantuan bagi guru SD yang sedang kuiah baik di program PGSD Universitas Terbuka, maupun pada perguruan tinggi lain dengan mengganti biaya SPP yang telah dikeluarkan mahasiswa. Pogram ini sangat berhasil sehingga saat ini guru SD di Musi Banyuasin hamper 100% sudah memiliki kualifikasi S1. Data dari pokjar sungai Lilin menunjukkan bahwa saat ini 100% guru SD sudah S1, bahkan saat ini guru SD di Musi Banyuasin sudah banyak yang berkualidikasi S2.

Kedua, Pemberian TKD dan tunjangan GTT.

Dari segi pendapatan tambahan, pemerintah kabupaten Musi Banyuasin memberikan Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) bagi guru yang berstatus sebagai PNS dan tunjangan GTT bagi guru non PNS. TKD dan tunjangan GTT diprogramkan agar kinerja guru semakin meningkat. TKD bagi guru SD berstatus PNS sebesar Rp.1.125.000,-/bulan dan bagi guru Tidak Tetap (GTT) diberikan tunjangan GTT Rp.1.000.000/bulan. Pemberian tunjangan daerah merupakan salah satu kepedulian dan tanggung jawab pemerintah daerah terhadap peningkatan kualitas pendidikan. Pemberian penghargaan/hadiah/penghasilan tambahan merupakan salah satu cara effektif dalam meningkatkan kinerja. Dari hasil wawancara terhadap guru, program ini memberikan motivasi bagi guru dalam meningkatkan kinerjanya.


Ketiga, Peningkatan Kompetensi Guru SD

Kondisi jumlah guru yang sangat banyak, mengakibatkan tidak semuanya guru mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan pemerintah pusat. Peran pemerintah daerah sangat vital terhadap kegatan peningkatan kompetensi guru di daerahnya. Peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan-pelatihan yang diadakan pemerintah daerah agar guru selalu meng­-update ilmu sehingga mampu mengikuti perkembangan IPTEK yang demikian pesat. Pemerintah kabupaten Musi Banyusin melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan/workshop dan pemberdayaan KKG di setiap gugus. Selain itu, pembangunan fisik berupa sarana dan prasarana lain juga dianggarkan melalui dana APBD.

Keempat, Pemberian dana PSG

Untuk menjadikan Sekolah Dasar yang berkualitas, pemerintah daerah perlu memberikan dana sharing terhadap dana BOS pusat. Sebagai upaya peningkatan mutu Sekolah dasar di Musi Banyuasin, pemerintah kabupaten Musi Banyuasn menganggarkan bantuan dana PSG (Program Sekolah Gratis) sebesar Rp. 15.000/siswa/bulan dan untuk SMP sebesar Rp.20.000/siswa . Penggunaan dana PSG ini adalah sebagian besar digunakan untuk menambah honor guru agar kinerja guru lebih meningkat. PSG diberikan sebagai tambahan terhadap dana BOS yang diberikan oleh pemerintah pusat.


Kelima, Kerjasama dengan Lembaga yang bergerak di bidang Peningkatan Mutu Pendidikan

Dalam meningkatkan perannya terhadap kemajuan pendidikan, pemerintah daerah perlu menjalin kerjasama kepada instansi atau lembaga yang bergerak pada jasa peningkatan mutu. Pemerintah daerah harus mampu menggaet lembaga ini untuk membantu pelaksanaan [rogram peningkatan mutu pendidikan. Pemerintah kabupaten Musi Banyuasin dalam meningatkan kualitas pendidikan juga dengan cara menjalin kerjasama kepada lembaga-lembaga yang konsentrasi dalam peningkatan mutu pendidikan. Kerjasama saat ini yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten Musi Banyuasin adalah sebagai berikut.

1. Kerjasama dengan LPMP Sumatera Selatan

Kerjasama dengan LPMP yang dilakukan adalah dalam mengimplemenatsikan K13, Pemetaan Mutu Pendidikan, Sekoah Model, Sekolah Rujukan dan diklat/workshop peningkatan kompetensi guru.

2. Sampoerna Foundation

Kerjasama dengan Sampoerna Foundation dilakukan untuk meningkatkan kualitas sekolah-sekolah yang ditunjuk. Saat ini ada beberapa SD yang ditunjuk sebagai sekolah binaan sampoerna foundation.

3. Universitas Terbuka UPBJJ Palembang dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dalam melaksanakan program kualifikasi bagi guru-guru SD, pemerintah kabupaten Musi Banyuasin memberikan beasiswa kepada guru-guru yang mengikuti program wakul di Universitas Terbuka UPBJJ Palembang. Pemberian beasiswa dikelola oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan melalui pokjar-pokjar UT di setiap UPTD Dikbud Kecamatan di wilayah Musi Banyuasin. Pemberian beasiswa selain meringankan beban biaya juga mempermudah bagi guru untuk menyelesaiakan S1 tanpa mengganggu tugas sehari-harinya di sekolah. Dalam mengembangkan pendidikan di pondok pesantren, pemerintah kabupaten Mus banyuasin bekerjasama dengan UIN Jakarta pada program Santri Jadi Dokter (SJD). Biaya SJD 100% ditanggung oleh APBD Muba.


Peningkatan kualitas di Sekolah Dasar sangat penting untuk dilakukan baik oleh pemerintah pusat, maupun pemerintah daerah. Pemerintah Musi Banyuasin sudah melaksakan tanggung jawabnya dalam meningkatkan kualitas pendidikan khususnya di Sekolah Dasar. Ada beberapa kesimpulan tentang beberapa kebijakan peningkatan kualitas Sekolah Dasar, yakni pemberian beasiswa wakul, pemberian tunjangan TKD bagi PNS, tunjangan GTT bagi guru honorer, dan dana PSG. Program ini perlu dilakukan juga oleh kabupaten lain di Indonesia agar dapat mempercepat peningkatan kualitas pendidikannya. Sinergisitas antara pemerintah dan masyarakat sangat dibutuhkan dalam meningkatkan kualitas pendidikan agar tercapai tujuan pendidikan nasional yang telah ditetapkan 

Saturday, 7 October 2017

I B D A’ B I N A F S I K





(Solusi Praktis Rasulullah SAW dalam Mengatasi Krisis Multi Dimensional)

(Oleh Sunardi,S.Pd.MPd)**
 


Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (Arra’du : 11)


P
ada ayat diatas, Allah berfirman, “Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sebelum mereka (kaum tersebut) mengubah diri mereka sendiri.” Yang menjadi kata kunci (keyword) disini adalah ‘diri’ (dalam ayat tersebut anfus, jamak dari nafs). Dalam terminologi sosial, kata ‘diri’ (anfus, nafs) ini mengingatkan kita pada ‘individu’. Sampai di sinilah, sebelum ada pernyataan populer dalam sosiologi (bahwa), “perubahan struktural tak akan pernah terjadi tanpa didahului perubahan kultural, dan perubahan kultural tak akan pernah terjadi tanpa perubahan inidividual,” ternyata Allah SWT sudah mengekspresikannya melalui QS Arra’du ayat 11 ini yakni perubahan individual induk dari segalanya. Dalam hadits Rosulullah SAW bersabda : “Ibda’ Binafsik yang artinya Mulailah dari diri anda. Hadits ini pada MTQ MUBA ke-24 di Sungai Lilin dijadikan motto dengan harapan dengan adanya MTQ, setiap kita memulai diri untuk mengimplementasikan isi alqur’an dan hadits dalam kehidupan sehari hari. Rasulullah SAW sebagai panutan kita menjadikan Ibda”binafsik sebagai solusi terbaik dalam membina umat dan mengatasi krisis multi dimensional.
Nabi Muhammad saw adalah contoh teladan terbaik dan tipologi ideal paling prima. Hal ini digambarkan oleh al-Qur’an surat Al-Ahzab, 33: 21 yang berbunyi:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
(Sesunggunya pada diri Rasulullah saw. terdapat contoh tauladan bagi mereka yang menggantungkan harapannya kepada Allah dan Hari Akhirat serta banyak berzikir kepada Allah).
Ketauladanan Nabi diambil, antara lain, karena ia mampu menghadapi berbagai masalah yang dihadapi secara praktis, realistis, tanpa kehilangan keseimbangan, tanpa kehilangan idealisme dan tanpa surut dari sebuah misi. Itulah sebabnya Michael H. Hart, dalam bukunya “Seratus Tokoh Yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah Umat Manusia”, menempatkan Nabi Muhammad Saw sebagai tokoh Nomor Satu yang paling berpengaruh dalam sejarah kehidupan manusia.
Strategi Rasulullah dalam mengatasi krisis yang paling ampuh ialah selalui memulai dari diri sendiri. Prinsip ini tertuang dalam hadits singkat:
إبدء بنفسك
(mulailah dari diri sendiri).
Strategi mengatasi krisis model ini cukup berhasil tidak terlepas dari beberapa faktor.
Pertama, kualitas moral-personal yang prima, yang dapat disederhanakan menjadi empat sebagai sifat wajib bagi Rasul, yakni: siddiq, amanah, tabligh, dan fahtanah: jujur, dapat dipercaya, menyampaikan apa adanya, dan cerdas. Keempat sifat ini membentuk dasar keyakinan umat Islam tentang kepribadian Rasul saw. Kehidupan Muhammad sejak awal hingga akhir memang senantiasa dihiasi oleh sifat-sifat mulia ini. Bahkan sebelum diangkat menjadi Rasul, ia telah memperoleh gelar al-Amin (yang sangat dipercaya) dari masyarakat pagan Makkah. Pentingnya kualitas moral yang prima ini kembali ia tekankan setelah menjadi utusan Tuhan dalam haditsnya:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ
Dari Abu Hurairah, Rasul saw. bersabda: Sesungguhnya aku diutus guna menyempurnakan kebaikan akhlak. (H.R. Ahmad, 8595).
Kedua, Integritas. Integritas juga menjadi bagian penting dari kepribadian Rasul Saw. yang telah membuatnya berhasil dalam mencapai tujuan risalahnya. Integritas personalnya sedemikian kuat sehingga tak ada yang bisa mengalihkannya dari apapun yang menjadi tujuannya. Ketika dakwahnya sudah mulai dianggap sebagai gangguan serius oleh masyarakat Makkah, para pemukanya mencoba membujuk Muhammad untuk berhenti. Namun ia dengan tegas menolak setiap bujukan tersebut. Puncaknya adalah ketika kepadanya ditawarkan kedudukan yang tinggi dalam sistem masyarakat Makkah serta sejumlah besar kekayaan material. Pada lazimnya kedua tawaran tersebut akan membuat orang goyah pendiriannya. Tetapi tidak demikian halnya dengan Rasul saw. Dengan sangat tegas namun tetap santun ia menjawab: Kalaupun mereka bisa meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku, aku tetap tak akan bersedia menghentikan dakwah Islam. Tidak ada yang dapat dipikirkan oleh para pembesar Makkah lagi untuk membobol benteng integritas Muhammad, dan karena itu mereka pun lalu beralih pada jalan kekerasan. Namun cara ini pun dihadapinya dengan kesabaran yang berbuah keberhasilan.
Ketiga, kesamaan di depan hukum. Prinsip kesetaraan di depan hukum merupakan salah satu dasar terpenting manajemen Rasul saw. Menanggapi sebuah masyarakat yang memberlakukan hukuman potong tangan kepada pencuri dari kelas bawah, tetapi tidak menerapkannya kepada pencuri dari kalangan atas, Rasul saw. dengan tegas bersabda:
وَاللَّهِ لَوْ أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ لَقَطَعْتُ يَدَاهَا
Demi Allah, kalau sekiranya Fathimah binti Muhammad mencuri, maka aku sendiri yang akan memotong tangannya. (H.R. Bukhari, 3216)
Keempat, Penerapan pola hubungan egaliter dan akrab. Salah satu fakta menarik tentang nilai-nilai manajerial kepemimpinan Rasul saw. adalah penggunaan konsep sahabat (bukan murid, staff, pembantu, anak buah, anggota, rakyat, atau hamba) untuk menggambarkan pola hubungan antara beliau sebagai pemimpin dengan orang-orang yang berada di bawah kepemimpinannya. Sahabat dengan jelas mengandung makna kedekatan dan keakraban serta kesetaraan. Berbeda dengan, misalnya, murid, staff, atau pengikut yang kesemuanya berkonotasi tingkatan tinggi-rendah. Sahabat lebih bermuatan kerjasama dua arah, saling melengkapi dan saling menyempurnakan. Sahabat terasa sedemikian dekat, seolah tanpa jarak. Konsep persahabatan memang benar-benar tepat menggambarkan realitas hubungan yang terbina antara Rasul saw. dengan orang-orang di sekitarnya. Inilah antara lain motivator yang telah membuat para sahabat rela mengorbankan apa saja (seperti jiwa, raga, harta, waktu) demi perjuangan Rasul saw. Sebab di dalam hati mereka merasakan bahwa cita-cita Rasul saw. adalah juga cita-cita mereka sendiri, dan keberhasilan beliau adalah juga keberhasilan mereka.
Kelima, kecakapan membaca kondisi dan merancang strategi. Keberhasilan Muhammad saw. sebagai seorang pemimpin tak lepas dari kecakapannya membaca situasi dan kondisi yang dihadapinya, serta merancang strategi yang sesuai untuk diterapkan. Model dakwah rahasia yang diterapkan selama periode Makkah kemudian dirubah menjadi model terbuka setelah di Madinah, mengikuti keadaan lapangan. Keberhasilan Rasul saw. dan para sahabatnya dalam perang Badr jelas-jelas berkaitan dengan penerapan sebuah strategi yang jitu. Demikian pun peristiwa pahit perang Uhud, adalah saksi kegagalan dalam menerapkan strategi yang sesungguhnya sudah tersusun rapi dan rinci.
Keenam,  tidak mengambil kesempatan dari kedudukan. Rasul Saw. wafat tanpa meninggalkan warisan material. Sebuah riwayat malah menyatakan bahwa beliau berdoa untuk mati dan berbangkit di akhirat bersama dengan orang-orang miskin. Jabatan sebagai pemimpin bukanlah sebuah mesin untuk memperkaya diri. Sikap inilah yang membuat para sahabat rela memberikan semuanya untuk perjuangan tanpa perduli dengan kekayaannya, sebab mereka tidak pernah melihat Rasul saw. mencoba memperkaya diri. Kesederhanaan menjadi trade mark kepemimpinan Rasul saw. yang mengingatkan kita pada sebuah kisah tentang Umar ibn al-Khattab. Seseorang dari Mesir datang ke Madinah ingin bertemu dan mengadukan persoalan kepada khalifah Umar ra. Orang tersebut benar-benar terkejut ketika menjumpai sang khalifah duduk dengan santai di bawah sebatang kurma. Tak ada tanda-tanda bahwa ia adalah seorang pemimpin besar yang sangat berkuasa—ia tak berbeda dari orang-orang yang dipimpinnya.
Ketujuh, visioner–futuristic. Sejumlah hadits menunjukkan bahwa Rasul saw. adalah seorang pemimpin yang visioner, berfikir demi masa depan (sustainable). Meski tidak mungkin merumuskan alur argumentasi yang digunakan olehnya, tetapi banyak hadits Rasul saw. yang dimulai dengan kataakan datang suatu masa…’, lalu diikuti sebuah deskripsi berkenaan dengan persoalan tertentu. Kini, setelah sekian abad berlalu, banyak dari deskripsi hadits tersebut  yang telah mulai terlihat dalam realitas nyata. Berikut adalah beberapa contoh hadits futuristik:
لَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لَا يُبَالِي الْمَرْءُ بِمَا أَخَذَ الْمَالَ أَمِنْ حَلَالٍ أَمْ مِنْ حَرَامٍ
Akan datang satu masa ketika orang tak perduli lagi dengan cara apa ia mendapatkan harta, dengan halal atau haram. (H.R. Bukhari, 1941)
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لَا يَدْرِي الْقَاتِلُ فِي أَيِّ شَيْءٍ قَتَلَ وَلَا يَدْرِي الْمَقْتُولُ عَلَى أَيِّ شَيْءٍ قُتِلَ
Demi Tuhan yang menguasai jiwaku, akan datang satu masa ketika seorang pembunuh tak tahu lagi kenapa ia membunuh, dan orang yang terbunuh tak tahu kenapa ia dibunuh. (H.R. Muslim, 5177)
يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ يَقُومُونَ سَاعَةً لَا يَجِدُونَ إِمَامًا يُصَلِّي بِهِمْ
Manusia akan mencapai suatu masa ketika suatu waktu mereka berdiri (untuk shalat) dan tak menemukan seorang yang bisa menjadi imam. (H.R. Ibn Majah, 972)
Kedelapan, menjadi prototipe bagi seluruh prinsip dan ajarannya. Pribadi Rasul Saw. benar-benar mengandung cita-cita dan sekaligus proses panjang upaya pencapaian cita-cita tersebut. Beliau adalah personifikasi dari misinya. Oleh karena itu ia dengan mudah dimengerti dan dengan berhasil menggerakkan masyarakatnya untuk sama-sama berupaya keras mencapai tujuan bersama. Terkadang kita lupa bahwa kegagalan sangat mudah terjadi manakala kehidupan seorang pemimpin tidak mencerminkan cita-cita yang diikrarkannya. Sebagaimana sudah disebut di atas, Rasul saw. selalu menjadi contoh bagi apa pun yang ia anjurkan kepada orang-orang di sekitarnya.
Selaku umat Islam, merupakan kewajiban bagi kita untuk mengikuti, mencontoh dan menteladani semua perilaku terpuji rasulullah yang lebih dikenal dengan istilah akhlakul karimah. Akhlakul karimah tersebut dapat kita temui dalam berbagai literatur baik berupa sirah nabawiyah, riwayat-riwayat sahabat beliau, maupun firman Allah yang termaktub dalam Al-Qur’an yang Rasullau selalu memulainya dari diri belia sendiri. Sebagai Orang tua ketika menyuruh anaknya untuk tidak merokok atau mengkonsumsi narkoba maka seharusnya kita memulai diri untuk tidak merokok dam mengkonsumsi narkoba. Sebagai guru ketika menyuruh anak didiknya untuk belajar maka seharusnya harus memulai dirinya untuk senentiasa belajar. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Surat Asshaf : 2
Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (QS 61 :2)
Wallahua’lam bishowwab.


**) adalah Guru di Musi Banyuasin Sumatera Selatan
 

Perlombaan Inovasi Pembelajaran (Inobel) Guru Tingkat Nasional oleh Dirjen GTK Kemdikbud

Salah satu perlombaan guru tingkat nasional yang paling bergengsi bagi guru se Indonesia adalah Lomba Inobel. Perlombaan ini merupa...