Tuesday 19 July 2011

"KEKERINGAN MINYAK DI SUMUR MINYAK", SIAPA YANG SALAH ????

Indonesia merupakan salah satu negara OPEC, yakni merupakan negara yang termasuk salah satu pengekspor minyak. Artinya di Negeri ini merupakan negara yang boleh dikatakan berlebih pada salah satu barang tambang tersebut. Namun, akhir-akhir ini karena kurangnya ketegasan pemerintah terhadap kebijakan subsidi BBM membuat Kondisi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Uap (SPBU) seluruh Indonesia mengalami antre yang cukup panjang. Kondisi ini berdasarkan wawancara terhadap seorang karyawan di SPBU Sungai Lilin Muba Sumsel dikarenakan stok/jatah yang diberikan PT Pertamina dibatasi sehingga terjadi kekurangan di setiap SPBU. Ini terbukti terdapat tulis BENSIN HABIS hampir di SPBU di sepanjang jalan Lintas Timur. Saya punya pengalaman unik saat antre di sebuah SPBU. Ketika sekitar 1,5 jam antree, saat giliran mobil kita yang mau diisi saat itu habis. Betapa kecewa kita saya, mungkin hampir semua orang kecewa jika ini terjadi padanya. Kisah kedua di saat antree juga, begitu terkejutnya ketika mobil sedan depan saya mengisi Bensin hingga Rp 600.000,- baru full tank. Setelah saya amati, ternyata ada modifikasi tangki mobil dengan cara menyambung tangki mobilnya dengan tangki truk. Dari wawancara saya dengan seseorang peserta antrian ternyata ini akibat dari pelarangan membeli bensin di SPBU menggunakan jerigen, sehingga para pengecer bensin tidak hilang akal untuk mendapatkan bensin.Yang lebih ironis, ternyata antrian panjang tersebut disebabkan karena mobil yang baru antre, antre kembali untuk mendapatkan BBM tersebut. Dari kisah nyata ini, siapa yang salah ? Negara yang notabene penghasil minyak, sulit untuk mendapatkan minyak. Paling tidak ada beberapa solusi untuk mengatasi kondisi ini :
  1. Adanya pengawasan yang ketat baik dari pertamina, pihak keamanan dan pemilik SPBU sehingga tidak terjadi 1 kendaraan 2,3,4, bahkan 5 kali antre di SPBU. SPBU bisa mencatat noor polisi kendaraan tersebut.
  2. Diadakan razia terhadap kendaraan yang dimodifikasi untuk kepentingan pribadi.
  3. Penanaman kesadaran masyarakat untuk tidak melakukan tindakan melanggar aturan/hukum .
  4. Ketegasan pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan tentang BBM. Mungkin bisa memberi subsidi atau bisa menaikkan harga BBM jika tidak bisa dielakkan. Sehingga Pertamina bisa menormalkan kembali pengiriman BBM ke SPBU.
Demikan mungkin sebagian solusi yang dapat dipertimbangkan oleh pemerintah dalam membuat kebijakan tentang BBM. Semoga bermanfaat.

Perlombaan Inovasi Pembelajaran (Inobel) Guru Tingkat Nasional oleh Dirjen GTK Kemdikbud

Salah satu perlombaan guru tingkat nasional yang paling bergengsi bagi guru se Indonesia adalah Lomba Inobel. Perlombaan ini merupa...