Monday 25 May 2009

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Upaya Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Fisika Pada Pokok Bahasan Cahaya Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Type Group Investigation (GI) pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Banda Aceh.

ABSTRAKS
Sunardi*)

Model Pembelajaran Group Investigation merupakan suatu model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran dengan membentuk kelompok untuk melakukan penyelidikan untuk mencari pengetahuan atau konsep atau suatu gejala. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran tersebut tersebut dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 3 siklus dengan subyek penelitian siswa kelas VIII.7 SMP N 6 banda Aceh sebanyak 21 orang yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Karakteristik kelas ini memilikikecerdasan yang tinggi dibanding kelas VIII yang lainnya karena merupakan kelas rintisan SBI ( bilingual class). Data tentang keaktifan diperoleh dari lembar observasi kinerja kelompok dan aktivitas individu. Sedangkan hasil belajar diperoleh dari ulangan harian. Data tentang kegiatan guru dalam proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi. Dari data tersebut, kemudian dianalisis dengan deskriptif persentase. Indikator keberhasilan untuk keaktifan siswa setidak-tidaknya 75% dari jumlah siswa yang aktif dan indikator hasil belajar sekurang-kurangnya 80% siswa tuntas dari jumlah siswa yang mengikuti ulangan harian. Selama penelitian menunjukkan adanya peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa dari siklus I-II dan III. Pada siklus I jumlah siswa yang aktif 46,03% , siklus II menjadi 73,81% dan di akhir siklus III adalah 96,06%. Kinerja kelompok meningkat yakni pada siklus I ke siklus II terdapat peningkatan sebesar 8,92% dan sebesar 17,81% dari siklus II ke siklus III. Sedangkan hasil belajar ditunjukkan oleh adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas pada tiap siklus. Jumlah siswa tuntas pada siklus I sebesar 52,38 %, sklus II menjadi 71,43 % dan diakhir siklus III menjadi 90,48 %. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dicapai, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran group Investigation pada pokok bahasan cahaya dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII.7 SMP N 6 Banda Aceh.. Diharapkan jika diterapkan model pembelajaran Group Investigation perlu adanya sistem kontrol yang baik oleh guru pada saat siswa melakukan pengamatan dan diskusi sehingga siswa benar-benar memanfaatkan waktu dan memahami materi dengan baik.

Kata kunci : Aktivitas Siswa,Hasil Belajar, Group Investigation, Cahaya.
Sunardi (Guru SMPN1 SUngai Lilin/Mahasiswa Sertifikasi Guru Jalur Pendidikan FKIP UNSYIAH Banda Aceh)

Halaman depan lengkap klik disini

Saturday 23 May 2009

AGAR AMAL MEMILIKI MAKNA

AMAL YANG BERMAKNA

Sunardi

Allah menciptakan manusia tidak lain hanyalah untuk beribadah ( Wama kholaqtuljinna walinsa illa liya'buduun). Untuk itu, selayaknya segala aktifitas kita, pekerjaan/profesi kita hendaknya dilakukan dalam eangka pengabdian (ibadah) kepada Allah SWT. ada kalanya ornag beribadah secara kontinu, namun sebagian besar manusia beribadah ketika ada masalah, atau ketika membutuhkan Allah. Atau dengan kata lain ibadahnya bersifat temporal. Berhati-hatilah bagi orang-orang yang ibadahnya temporal, karena bisa jadi perbuatan tersebut merupakan tanda-tanda keikhlasannya belum sempurna. Karena aktivitas ibadah yang dilakukan secara temporal tiada lain, ukurannya adalah urusan duniawi. Ia hanya akan dilakukan kalau sedang butuh, sedang dilanda musibah, atau sedang disempitkan oleh ujian dan kesusahan, meningkatlah amal ibadahnya. Tidak demikian halnya ketika pertolongan ALLAH datang, kemudahan menghampiri, kesenangan berdatangan, justru kemampuannya bersenang-senangnya bersama ALLAH malah menghilang.

Bagi yang amalnya temporal, ketika menjelang pernikahan tiba-tiba saja ibadahnya jadi meningkat, shalat wajib tepat waktu, tahajud nampak khusu, tapi anehnya ketika sudah menikah, jangankan tahajud, shalat subuh pun terlambat. Ini perbuatan yang memalukan. Sudah diberi kesenangan, justru malah melalaikan perintah-Nya. Harusnya sesudah menikah berusaha lebih gigih lagi dalam ber-taqarrub kepada ALLAH sebagai bentuk ungkapan rasa syukur.

Ketika berwudhu, misalnya, ternyata disamping ada seorang ulama yang cukup terkenal dan disegani, wudhu kita pun secara sadar atau tidak tiba-tiba dibagus-baguskan. Lain lagi ketika tidak ada siapa pun yang melihat, wudhu kitapun kembali dilakukan dengan seadanya dan lebih dipercepat.

Atau ketika menjadi imam shalat, bacaan Quran kita kadangkala digetar-getarkan atau disedih-sedihkan agar orang lain ikut sedih. Tapi sebaliknya ketika shalat sendiri, shalat kita menjadi kilat, padat, dan cepat. Kalau shalat sendirian dia begitu gesit, tapi kalau ada orang lain jadi kelihatan lebih bagus. Hati-hatilah bisa jadi ada sesuatu dibalik ketidakikhlasan ibadah-ibadah kita ini. Karenanya kalau melihat amal-amal yang kita lakukan jadi melemah kualitas dan kuantitasnya ketika diberi kesenangan, maka itulah tanda bahwa kita kurang ikhlas dalam beramal.

Hal ini berbeda dengan hamba-hamba-Nya yang telah menggapai maqam ikhlas, maqam dimana seorang hamba mampu beribadah secara istiqamah dan terus-menerus berkesinambungan. Ketika diberi kesusahan, dia akan segera saja bersimpuh sujud merindukan pertolongan ALLAH. Sedangkan ketika diberi kelapangan dan kesenangan yang lebih lagi, justru dia semakin bersimpuh dan bersyukur lagi atas nikmat-Nya ini.

Orang-orang yang ikhlas adalah orang yang kualitas beramalnya dalam kondisi ada atau tidak ada orang yang memperhatikannya adalah sama saja. Berbeda dengan orang yang kurang ikhlas, ibadahnya justru akan dilakukan lebih bagus ketika ada orang lain memperhatikannya, apalagi bila orang tersebut dihormati dan disegani.

Sungguh suatu keberuntungan yang sangat besar bagi orang-orang yang ikhlas ini. Betapa tidak? Orang-orang yang ikhlas akan senantiasa dianugerahi pahala, bahkan bagi orang-orang ikhlas, amal-amal mubah pun pahalanya akan berubah jadi pahala amalan sunah atau wajib. Hal ini akibat niatnya yang bagus.

Maka, bagi orang-orang yang ikhlas, dia tidak akan melakukan sesuatu kecuali ia kemas niatnya lurus kepada ALLAH saja. Kalau hendak duduk di kursi diucapkannya, "Bismilahirrahmanirrahiim, ya ALLAH semoga aktivitas duduk ini menjadi amal kebaikan". Lisannya yang bening senantiasa memuji ALLAH atas nikmatnya berupa karunia bisa duduk sehingga ia dapat beristirahat menghilangkan kepenatan. Jadilah aktivitas duduk ini sarana taqarrub kepada ALLAH.

Karena banyak pula orang yang melakukan aktivitas duduk, namun tidak mendapatkan pertambahan nilai apapun, selain menaruh [maaf!] pantat di kursi. Tidak usah heran bila suatu saat ALLAH memberi peringatan dengan sakit ambaien atau bisul, sekedar kenang-kenangan bahwa aktivitas duduk adalah anugerah nikmat yang ALLAH karuniakan kepada kita.

Begitupun ketika makan, sempurnakan niat dalam hati, sebab sudah seharusnya di lubuk hati yang paling dalam kita meyakini bahwa ALLAH-lah yang memberi makan tiap hari, tiada satu hari pun yang luput dari limpahan curahan nikmatnya.

Kalau membeli sesuatu, perhitungkan juga bahwa apa yang dibeli diniatkan karena ALLAH. Ketika membeli kendaraan, niatkan karena ALLAH. Karena menurut Rasulullah SAW, kendaraan itu ada tiga jenis, 1) Kendaraan untuk ALLAH, 2) Kendaraan untuk setan, 3) Kendaraan untuk dirinya sendiri. Apa cirinya? Kalau niatnya benar, dipakai untuk maslahat ibadah, maslahat agama, maka inilah kendaraan untuk ALLAH. Tapi kalau sekedar untuk pamer, ria, ujub, maka inilah kendaraan untuk setan. Sedangkan kendaraan untuk dirinya sendiri, misakan kuda dipelihara, dikembangbiakan, dipakai tanpa niat, maka inilah kendaran untuk diri sendiri.

Pastikan bahwa jikalau kita membeli kendaraan, niat kita tiada lain hanyalah karena ALLAH. Karenanya bermohon saja kepada ALLAH, "Ya ALLAH saya butuh kendaraan yang layak, yang bisa meringankan untuk menuntut ilmu, yang bisa meringankan untuk berbuat amal, yang bisa meringankan dalam menjaga amanah". Subhanallah bagi orang yang telah meniatkan seperti ini, maka, bensinnya, tempat duduknya, shockbreaker-nya, dan semuanya dari kendaraan itu ada dalam timbangan kebaikan, insya ALLAH. Sebaliknya jika digunakan untuk maksiyat, maka kita juga yang akan menanggungnya.

Kedahsyatan lain dari seorang hamba yang ikhlas adalah akan memperoleh pahala amal, walaupun sebenarnya belum menyempurnakan amalnya, bahkan belum mengamalkanya. Inilah istimewanya amalan orang yang ikhlas. Suatu saat hati sudah meniatkan mau bangun malam untuk tahajud, "Ya ALLAH saya ingin tahajud, bangunkan jam 03. 30 ya ALLOH". Weker pun diputar, istri diberi tahu, "Mah, kalau mamah bangun duluan, bangunkan Papah. Jam setengah empat kita akan tahajud. Ya ALLAH saya ingin bisa bersujud kepadamu di waktu ijabahnya doa". Berdoa dan tidurlah ia dengan tekad bulat akan bangun tahajud.

Sayangnya, ketika terbangun ternyata sudah azan subuh. Bagi hamba yang ikhlas, justru dia akan gembira bercampur sedih. Sedih karena tidak kebagian shalat tahajud dan gembira karena ia masih kebagian pahalanya. Bagi orang yang sudah berniat untuk tahajud dan tidak dibangunkan oleh ALLAH, maka kalau ia sudah bertekad, ALLAH pasti akan memberikan pahalanya. Mungkin ALLAH tahu, hari-hari yang kita lalui akan menguras banyak tenaga. ALLAH Mahatahu apa yang akan terjadi, ALLAH juga Mahatahu bahwa kita mungkin telah defisit energi karena kesibukan kita terlalu banyak. Hanya ALLAH-lah yang menidurkan kita dengan pulas.

Sungguh apapun amal yang dilakukan seorang hamba yang ikhlas akan tetap bermakna, akan tetap bernilai, dan akan tetap mendapatkan balasan pahala yang setimpal. Subhanallah. ***


disarikan dari ceramah Aa' Gym

Wednesday 20 May 2009

MATERI KHUTBAH JUMAT


Assalamualaikum, bagi para ustadz dan da'i yang sering ngisi khutbah alias jadi khotib githu lho, di file ini bisa dijadikan inspirasi dan wawasan untuk ngisi khutbah.
silahkan download disini.

Lomba Keberhasilan Guru tingkat Nasional 2009


Assalamualaikum. Buat rekan-rekan guru terutama asal propinsi Sumatera Selatan yang ingin dan sempat mengikuti Lomba Keberhasilan Guru tingakt nasional tahun 2009 nich baca infonya !!!! hehehe....

LOMBA KEBERHASILAN GURU DALAM PEMBELAJARAN
Tingkat Nasional Tahun 2009


Departemen Pendidikan Nasional


Tema:

Melalui Lomba Keberhasilan Guru dalam Pembelajaran Kita Tingkatkan Profesionalitas Guru sebagai Agen Pembelajaran yang Kreatif dan Inovatif


Informasi dan keterangan lebih lengkap, silahkan download nich !!! klik aza di sini.


STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

Penilaian merupakan bagian terpenting dalam pendidikan dan pembelajaran. UAN adalah salah satu pelaksanaan penilaian pendidikan secara nasional. Seorang guru pun melakukan penilaian baik selama proses pembelajaran maupun setelah proses (penilaian hasil belajar) yang berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang dirumuskan dalam Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), Indikator, serta Tujuan Pembelajaran telah tercapai. Disamping itu, Penilaian bisa dijadikan feed back bagi guru dan pelaku pendidikan lainnya untuk melakukan refleksi dan perbaikan dalam melaksanakan pembelajaran ke depan. PP 19 tahun 2005 mengisyaratkan kepada kita sebagai pelaku pendidikan untuk memperbaiki diri dan berbenah menuju pencapaian 8 Standar Nasional Pendikan yakni Standar Isi, Standar Ketuntasan Lulusan, Standar Proses, Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pembiayaan, Standar Pengelolaan serta Standar Penilaian. Sebagai Guru maupun Sekolah harus melaksanakan penilaian sesuai dengan standar yang ada. Bagaimana Standar Penilaian Pendidikan dalam menerapkan KTSP ??? informasi lebih lanjut silahkan baca lampiran permendiknas nomor 20 tahun 2007 dengan men-download file type pdf di bawah ini.

Tuesday 19 May 2009

Siapkan Ramadhan


Bulan Ramadhan sebentar lagi tiba. Sebagai bulan yang penuh rahmat, maghfiroh dan ampunan, maka kita seharusnya berusaha mengisi di bulan ini dengan amalan-amalan agar dapat meraih keistimewaan bulan ini. berikut bisa jadi inspirasi dan motivasi untuk mengisi ramadhan. Klik disini untuk download.

Khutbah Iedul Adha

Bagi antum yang menginginkan naskah khutbah Sholat Iedul Adha
silahkan klik disini

Monday 18 May 2009

Foto Sertifikasi di UNSYIAH Banda Aceh




Kompetensi Guru


Sesuai dengan Undang Undang Guru dan Dosen, jabatan guru merupakan jabatan profesional. Setiap jabatan profesional harus memiliki kompetensi. Seorang Guru/Dosen yang profesional harus memiliki 4 kompetensi yaitu kompetensi pedagogiek, profesional, kepribadian dan kompetensi sosial. Sebagi Guru/Dosen sudahkah kita memahami 4 kompetensi yang harus kita kuasai ??? atau kita santai aja tidak perlu faham yang penting Tunjangan profesi terima terus ??? Sebagai guru /dosen yang bertanggung jawab tentunya kita harus memiliki kommitmen untuk selalu meningkatkan sedikit demi sedikit kompetensi yang kita miliki. Berikut ini bisa di download Standar Pendidik berikut penjelasan kompetensi-kompetensinya.
Untuk download klik disini.

URGENSI SEBUAH KESABARAN

Keharusan sabar bagi Mukmin

Karena sabar adalah ciri dari seorang Mukmin.

“Dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan penderitaan dan dalam peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar (imannya) dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.” (Al-Baqarah 2:177)

“Hai orang-orang yang beriman bersabarlah kamu dan kuat-kanlah kesabaranmu.” (QS. Ali Imran 3:220)

Sabar di sini ialah ibadah dan pendekatan diri kepada Allah SWT.

“Dan untuk Robbmu hendaklah kamu bersabar.” (QS. Al-Muddatstsir:7)Cobaan bagi ahli iman adalah suatu kepastian

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan : “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi rajiuun” (Al Baqarah 2:155-156)

“Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutuan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertaqwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan.” (QS. Ali Imran 3:186)

“Dan di antara manusia ada yang mengabdi Allah pada garis batas, hingga jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akherat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.” (QS. Al Hajj 22:11)

Keutamaan Sabar

“Tidaklah seorang muslim menderita karena kesedihan, kedudukan, kesusahan, kepayahan, penyakit dan gangguan duri yang menusuk tubuhnya kecuali dengan itu Allah mengampuni dosa-dosanya.” (HR. Bukhori)

“… Siapa yang berlatih kesabaran, maka Allah akan menyabarkannya. Dan tiada orang yang mendapat karunia (pemberian) Allah yang lebih baik atau lebih dari kesabaran.” (HR. Bukhari, Muslim)

Bersabda Rasulullah saw.: Sangat mengagumkan keadaan seorang mukmin, sebab segala keadaannya untuk ia sangat baik dan tidak mungkin terjadi demikian kecuali bagi seorang mukmin: Jika mendapat nikmat ia bersyukur, maka syukur itu lebih baik baginya dan bila menderita kesusahan; sabar, maka kesabaran itu lebih baik baginya.” (HR. Muslim)

Mensyukuri suatu nikmat berarti memupuk nikmat dan menimbulkan pahala yang lebih besar dari kenikmatan dunia yang telah diterima. Demikian pula jika menderita bala’ kesusahan, lalu sabar, maka pahala kesabaran merubah suasana bala’ menjadi kenikmatan sebab pahala yang tersedia baginya, jauh lebih besar daripada penderitaan-nya.

Bersabda Rasulullah saw.: Siapa yang dikehendaki oleh Allah padanya suatu kebaikan (keuntungan), maka diberinya penderitaan. (HR. Bukhari)

Aspek-aspek Sabar dalam Al-Qur’an

· Sabar terhadap petaka dunia

“Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Allah dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al Baqarah 2:155-157)

“Mukmin yang kuat adalah lebih baik dan Allah lebih mencintai daripada mukmin yang lemah, dan dalam segala sesuatupun ada kebaikan. Jagalah barang yang berguna bagi dirimu dan mohonlah pertolongan Allah dan janganlah engkau merasa lemah. Bila ada sesuatu yang menimpamu, maka janganlah engkau mengatakan, “Jikalau sekirannya aku lakukan begini niscaya akan begini. Akan tetapi katakanlah, “Allah telah mentakdirkan, dan apapun yang Dia kehendaki Dia perbuat, karena sesungguhnya perkataan ‘kalau …’ itu membuka kesempatan bagi syaitan untuk bekerja (memperdaya).” (HR. Muslim)

Dalam Al-Qur’an dicontohkan sabar Nabi Ayyub dalam menang-gung penderitaan sakit an kehilangan anggota keluarganya. Sabar Nabi Ya’qub berpisah dengan dua orang putranya (Yusuf dan saudaranya) dan dusta serta tipu muslihat anak-anaknya kepadanya.

Sabar ditimpa musibah, ialah teguh hati ketika mendapat cobaan, baik yang berbentuk kemiskinan maupun berupa kematian, kecelakaan, nasib sial, dsb.

· Sabar terhadap gejolak nafsu

Secara lebih spesifik meliputi sabar menyangkut kesenangan hidup, sabar terhadap dorongan nafsu seksual serta sabar untuk tidak marah dan dendam.

“Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai ujian.” (QS. Al Anbiyaa:35)

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian mereka itulah orang-orang yang rugi.” (QS. Al Munaafiquun: 9)

Allah SWT baik dalam memberikan kesenangan ataupun pembata-san rezeki merupakan ujian dan cobaan.

“Dan jika kamu memberikan balasan , maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar.” (QS. An Nahl: 126)

Sabar terhadap kehidupan dunia, ialah sabar terhadap tipu daya dunia; jangan sampai terikat hati kepada kenikmatan hidup duniawi. Kehidupan dunia hendaknya dipahami bukan sebagai tujuan hidup, namun hanya sebagai alat untuk mempersiapkan diri menghadapi kehidupan yang abadi.

· Sabar dalam ketaatan kepada Allah

Yaitu sabar dalam ketaatan kepada Allah SWT dengan melaksana-kan seluruh tugas dan kewajiban dalam beribadah kepada-Nya

“Dan perintahkanlah kepada umatmu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu (sebaliknya) Kamilah yang membe-ri rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Thaahaa:132)

Seorang yang taat dan patuh membutuhkan sabar dalam tiga hal.

Pertama, sabar sebelum ketaatan yaitu dengan ikhlasun niyyah dalam melawan bayang-bayang riya.

Kedua, sabar pada saat bekerja (operasional) agar tidak melalaikan Allah dan tidak malas untuk menepati pelaksanaan peraturan dan hukum Allah, dan memenuhi syarat-syarat peraturan hingga tuntas seluruh pekerjaannya. Selalu sabar melawan kelemahan, kekesalan dan kejenuhan.

Ketiga, setelah selesai pekerjaan dibutuhkan kesabaran dengan tidak merasa bangga dan menepuk dada karena riya dan mencari popularitas, sehingga mengakibatkan hilangnya keikhlasan.

· Sabar dalam kesulitan berdakwah di jalan Allah

Berdakwah di jalan Allah diliputi kesal, sakit hati, korban perasaan dan beban berat yang tidak dapat dipikul kecuali oleh orang-orang yang mendapat rahmat Allah SWT.

“Hai anakku dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)” (QS. Luqman: 17)

Kesulitan berdakwah dapat dialami dalam berbagai bentuk, misalnya berhadapan dengan telinga dan hati yang terkunci, berhadapan dengan gangguan manusia atau berhadapan dengan panjangnya jalan yang ditempuh.

Tentu saja kemenangan tercapai setelah perjuangan yang gigih dan dahsyat melalui penderitaan terus-menerus, ditimpa malapetaka, kesengsaraan dan digoncang dengan bermacam-macam cobaan, sehingga mereka berseru, “Bilakah datang kemenangan dari Allah. Dan Allah menjanjikan bahwa kemenangan sudah dekat.”

“Sehingga apabila para Rasul tidak mempunyai harapan lagi (tentang keimanan kaum kafir) dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan, datanglah kepada para Rasul itu pertolongan Kami lalu diselamatkan orang-orang yang Kami kehendaki dan tidak dapat ditolak siksa Kami terhadap orang-orang yang berdosa.” (QS. Yusuf:110)

Sabar dalam perjuangan, adalah sikap menyadari sepenuhnya bahwa setiap perjuangan mengalami masa naik dan masa turun, masa menang dan masa kalah, masa sukses dan masa gagal. Bila perjuangan belum berhasil, sabarlah menerima kenyataan dengan mengevaluasi dan menyusun kembali rencana selanjutnya. Sebaliknya jika perjuangan sukses, sabarlah mengendalikan emosi kejiwaan dengan tawadhu’ dan syukur kepada Allah SWT.

· Sabar di medan perang

· Sabar dalam pergaulan antar manusia

Aspek ini meliputi sopan santun pergaulan dalam masyarakat dan hubungan antar bangsa.

‘Dan bergaulah dengan mereka (istri-istrimu) secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka (maka bersabar-lah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS. An Nisaa 4:19)

Balasan atas Kesabaran :

· Allah menyertai orang-orang sabar

“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”. (QS. Al-Baqarah 2:153)

· Allah sayang kepada mereka yang sabar

“Dan Allah menyukai orang-orang yang sabar.” (QS. Ali Imran 3:146)

· Orang-orang Sabar memperoleh berkah yang sempurna, rahmat dan petunjuk

“Dan berikanlah berita gembira bagi orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah 2:155)

“Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Robbnya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah 2:157)

· Orang sabar memperoleh pahala lebih baik dari apa yang dikerjakan

“Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”(QS. An-Nahl 16:96)

· Orang sabar pahalanya dicukupkan tanpa batas

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar 39:10)

· Orang sabar dijanjikan pertolongan Allah

“Ya, jika kamu bersabar dan bersiap-siaga dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang memakai tanda”. (QS, Ali Imran 3:125)

· Orang sabar memperoleh derajat kepemimpinan dalam dien

“Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar dan selalu meyakini ayat-ayat Kami.” (QS. As-Sajadah 32:24)

· Orang sabar dipuji Allah sebagai manusia utama

“Jika kamu bersabar dan bertaqwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan.” (QS. Ali Imran 3:186)

· Allah melindungi orang sabar dari tipu daya musuh

“Jika kamu bersabar dan bertaqwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudhoratan kepada kamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.” (QS. Ali Imran 3:120)

· Orang sabar layak masuk surga

“Mereka itulah orang-orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya”. (QS. Al Furqaan 25:75)

· Orang sabar dapat mengambil pelajaran dari sejarah

‘Kami jadikan mereka buah mulut dan Kami hancurkan mereka sehancur-hancurnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang sabar lagi bersyukur.” (QS. Saba’ 34:190

“Jika Dia menghendaki akan menenangkan angin. Maka jadilah kapal-kapal itu terhenti di permukaan laut. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaanNya) bagi setiap orang yang banyak bersabar dan banyak bersyukur.” (QS. Asy Syuura:33)

Pribadi-pribadi Sabar yang dikisahkan dalam Al-Qur’an

· Ayyub (ditimpa penyakit sekujur tubuhnya sehingga istrinya meninggalkannya. Lalu sedemikian sopannya Ayyub berdo’a dia tidak memohon dengan memaksa agar sembuh)

“Dan ingatlah kisah Ayyub ketika ia menyeru Robbnya: “Ya Robbku, sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Robb Yang Maha Penyayang diantara semua penyayang. Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya. Dan Kami lipat gandakan bilangan mereka sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi segala mereka yang menyembah Allah. Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli. Semua mereka termasuk orang-orang yang sabar”. (QS. Al Anbiya 21:83-85)

· Ya’qub (berpisah dengan anaknya tercinta Yusuf dan kemudian dengan adik Yusuf “Bunyamin”.)

Sabar bukan menerima kenyataan apa adanya, tetapi selalu mengharap dan menanti keputusan Allah, dengan penuh keyakinan bahwa sesudah kesempitan pasti datang kemudahan.

· Yusuf [Hidupnya merupakan mata rantai penderitaan. Lepas dari ujian dan tipu muslihat perbuatan kakak-kakaknya, masuk kepada cobaan, ujian dan tipu daya istri Al-Aziz. Selamat dari ujian itu lalu menghadapi ujian masuk penjara beberapa tahun lamanya tanpa suatu kesalahan yang pernah dilakukannya. Bebas dari penjara lalu memasuki ujian kesenangan dan kemewahan. Diuji dengan kedudukan sebagai menteri negara dan penanggung jawab urusan pertanian, pangan dan keuangan pada zaman krisis pangan yang melanda negeri Mesir dan negeri-negeri sekitarnya. Dia dicoba dengan menanggung rindu dan jauh dari keluarga karena terpisah dan lamanya waktu terputusnya kabar berita. Kunci dan rahasia kesuksesan Yusuf adalah taqwa dan sabar.

· Ismail

Inilah contoh kesabaran yang tinggi terhadap ketaatan atas segala perintah Allah meskipun dibalik itu menghadapi bahaya dan pengorbanan.

· Ulul ‘Azmi Minarrasul

§ Nabi Nuh a.s.

Nuh hidup ditengah-tengah kaumnya sembilan ratus lima puluh tahun lamanya. Dia menyampaikan seruannya dengan sembunyi-sembunyi dan terang-terangan, siang dan malam, memberi kabar gembira dan ancaman, tetapi kaumnya makin keras tantangannya dengan menutup mata dan telinga, mengunci hati, melontarkan ejekan, caci makian dan hinaan. Semua menolak dan menentang seruan Nabi Nuh. Tidak mengherankan jika Nuh berputus asa lalu berdo’a:

“Ya Robbku janganlah Engkau biarkan seorangpun di antara orang-orang kafir itu tinggal di muka bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hambaMu dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir.” (QS. Nuh 26-27)

§ Nabi Ibrahim a.s.

Nabi Ibrahim a.s. sabar melakukan dakwah tauhid kepada ayah dan kaumnya. Ibrahim tetap tenang dan tidak gelisah tatkala dilempat ke tengah api membara yang sedang berkobar dengan dahsyatnya. Allah SWT sendirilah yang memelihara Ibrahim dengan mencabut sifat panas dari api.

§ Nabi Musa a.s.

Musa telah bersabar dengan kesabaran yang belum pernah dialami nabi-nabi yang lain, yaitu sabar atas gangguan dan pembangkangan pengikutnya sendiri Bani Israil.

Setelah Bani Israil selamat menyeberangi laut yang telah menenggelamkan musuh, pengikut nabi Musa bertemu dengan suatu aum yang sedang khusyu’ memuja berhala-berhala mereka lalu berkata:

“Hai Musa buatlah untuk kami sebuah tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan (berhala) yang tidak mengetahui (sifat-sifat Tuhan)”. (QS. Al-A’raaf: 138)

Ketika Musa pergi ke buhit Thur untuk bermunajat kepada llah, “Samiri” membuat sapi kecil dari emas yang dijadikan tuhan dan disembah, kaum Musa ikut melakukannya.

“Dan ingatlah ketika Kami berjanji kepada Musa (memberikan Taurat sesudah) empat puluh malam, lalu kamu menjadikan anak lembu (sembahan) sepeninggalnya, lalu kamu adalah orang-orang yang zalim”. (QS. Al-Baqarah 2:51)

Ketika Musa berkata kepada mereka :

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina”. Mereka menjawab dengan kasar dan kurang ajar: “Apakah kamu hendak menjadikan kami buah ejekan?” Musa menjawab: “Aku berlindung kepada Allah dari pada menjadi salah seorang dari orang-orang yang jahil”. (QS. Al-Baqarah 2:67)

Ketika Bani Israil diperintah wajib memasuki tanah suci dan diminta tidak gentar dan melarikan diri karena mereka pasti merugi, mereka menolak dengan berkata :

“Pergilah kamu bersama Robbmu dan berperanglah kamu berdua, dan kami hanya duduk dan menanti di sini saja.” (QS. Al-Maidah 5:24)

Musa hanya mampu mengeluh kepada Allah dengan nada sedih dan putus asa :

“Ya Robbku, aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku. Sebab itu pisahkanlah antara kami dengan orang-orang yang fasik itu”. (QS. Al-Maidah 5:25)

Diantara kerewelan Bani Israil ialah ketika mereka dimuliakan Allah dengan dinaungi awan dalam cuaca panas terik udara sahara lalu kepada mereka diturunkan makanan manis sejenis madu dan burung sejenis puyuh, makanan yang baik dan lezat, mudah diperoleh di padang pasir yang luas, mereka bukannya bersyukur tetapi membalas dengan sikap dan ucapan yang angkuh dan tidak senonoh.

“Hai Musa kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Robbmu agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi yaitu sayur mayur, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya dan bawang merahnya. Musa berkata: “Maukah kamu mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik?” (QS. Al-Baqarah 2:61)

§ Nabi Isa Almasih a.s.

Apa yang dialami Isa a.s. mirip dengan yang dialami Musa a.s. Rahib-rahib Yahudi menolak dan menentangnya, karena mereka hanya terpaku dalam upacara ritual dan sacral saja tanpa keinginan meningkatan mental dan moralnya. Mereka serta merta menolak dakwah Isa a.s. bahkan menuduh Isa dan ibunya dengan tuduhan keji dan palsu. Mereka tidak henti-hentinya bersekongkol, berusaha untuk mencelakakan Isa, memfitnahnya dengan mengadukannya kepada penguasa Romawi. Akibat laporan palsu dan tuduhan fitnah, maka penguasa Romawi memutuskan hukuman mati dengan eksekusi salib bagi Isa a.s. Allah SWT menggagalkan tipu daya mereka. Isa diselamatkan Allah dari pembunuhan.

§ Rasulullah saw.

Apa yang Menunjang Kesabaran menurut Al-Qur’an

· Memahami arti kehidupan dunia dengan sebenarnya

Bahwa kehidupan dunia bukanlah surga kebahagiaan atau tempat tinggal abadi, tetapi medan pelaksanaan tugas dan menempuh ujian dan cobaan. Manusia diciptakan untuk diuji agar lulus memasuki kehidupan abadi di akhirat. Apabila seseorang benar-benar menyadari akan hal tersebut dia tidak akan terkejut bila tertimpa musibah.

· Manusia menyadari akan dirinya sendiri

Hendaknya manusia menyadari bahwa dia adalah milik Allah pada permulaan dan akhirnya. Dilimpahkan baginya karunia nikmat lahir dan batin, kesehatan dan kekuatan tubuh, harta dan benda dan anak keturunan. Dan jika ditarik kembali sebagian yang dimiliki manusia maka sudah seharusnya dia tidak marah kepada pemberinya dan pemiliknya.

“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan.” (QS. An-Nahl:53)

· Keyakinan pahala yang baik disisi Allah

Tidak ada dalam Al-Qur’an janji pahala dan ganjaran yang lebih besar dari sabar.

“Apa yang disisimu akan lenyap dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 96)

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar:10)

· Keyakinan akan terbebas dari musibah

Keyakinan terbebas dari himpitan musibah. Keyakinan datangnya kesenangan sesudah kesusahan dan kemudahan sesudah kesulitan. Keyakinn datangnya kemenangan dari Allah bagi orang-orang beriman sebagai ganti ujian dan cobaan yang dialaminya. Keyakinan seperti itu akan menghilangkan kegelisahan batin, menghapus rasa putus asa, menerangi jiwa dengan sinar harapan kemenangan dan percaya akan hari esok yang lebih cerah.

Janji kemudahan sesudah kesulitan :

“Allah kelak akan memberi kelapangan sesudah kesempitan”. (QS. Ath Thalaaq: 7)

“Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyrah: 5-6)

Janji kesudahan yang baik bagi orang-orang yang sabar dan bertaqwa :

“Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah, sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah, dipusakakan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Al-A’raaf: 128)

Janji Allah mengganti semua yang telah berlalu sebab Allah SWT tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang beramal sholeh dan berbuat ihsan :

“Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan memberikan tempat yang baik kepada mereka di dunia. Dan sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui (yaitu) orang-orang yang sabar dan hanya kepada Allah saja mereka bertawakkal”. (QS. An-Nahl: 41-42)

“Maka bersabarlah kamu, karena sesungguhnya janji Allah itu benar dan mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Rabb-mu pada waktu petang dan pagi.” (QS. Al-Mu’min:55)

· Mohon pertolongan Allah

Dengan mohon pertolongan Allah SWT, berlindung kepada-Nya, berkeyakinan Allah SWT beserta dia, berkeyakinan bahwa dia dalam perlindungan, pembelaan dan pemeliharaan Allah SWT maka dia tidak akan teraniaya.

“Dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anfaal: 46)

“Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Rabb-mu maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami” (QS. Ath-Thuur: 48)

· Meneladani orang-orang yang sabar dan memiliki kebulatan tekad

“Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) Rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka bersabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Kami kepada mereka. Tak ada seorangpun yang dapat merobah kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Dan sesungguhnya telah datang kepadamu sebahagian dari berita rasul-rasul itu. (QS. Al-An’aam:34)

“Dan semua kisah dari Rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu ialah kisah-kisah yang dengannya Kamit teguhkan hatimu dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Huud:120)

· Beriman kepada taqdir dan sunnatullah

Apa yang menimpa diri seorang bukanlah suatu kesalahan atau kekeliruan atau terjadi secara kebetulan. Dan smeua yang sudah ditentukan taqdirNya tidak mungkin salah atau meleset. Berserah dan pasrah kepada taqdir Allah dalam situasi dan kondisi seperti itu merupakan suatu hal yang disyariatkan dan terpuji.

Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami Menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah Mudah bagi Allah. (Kami Jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang Diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak Menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri, (Al-Hadid 57:22-23)

· Berhati-hati terhadap kendala-kendala Kesabaran :

a. Tergesa-gesa

Bila seorang merasa terlalu lama untuk memperoleh apa yang diinginkannya maka hilanglah kesabaran dan terasa sempit dadanya.

b. Marah-marah

Seorang mujahi dakwah dapat saja marah bila mad’u berpaling daripadanya dan menjauhi dakwahnya. Dia kesal, berbuat yang tidak sepantasnya, putus asa kemudian menjauhi mereka. Mujahid dakwah seharusnya bersikap sabar terhadapa mad’u dan tidak bosan untuk mengulang-ulangi kembali manuver dakwahnya, dengan harapan semoga hati mereka terbuka.

“Maka bersabarlah kamu (hai Muhammad) terhadap keteta-pan Rabbmu, dan janganlah kamu seperti orang yang berada dalam (perut) ikan ketika ia berdo’a sedang ia dalam keadaan marah (terhadap kaumnya). Kalau sekiranya ia tidak segera mendapat nikmat dari Rabbnya, benar-benar ia dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela. Lalu Rabbnya memilihnya dan menjadikannya termasuk orang-orang yang shaleh.” (QS. Al-Qalam:48-50)

Yang dimaksud dalam ayat ini ialah Nabi Yunus a.s.

Seorang datang kepada Nabi saw. dan berkata: Nasihatilah saya! Bersabda Nabi saw.: Jangan marah, kemudian orang itu mengulangi minta nasihat pula, jawab Nabi: Jangan marah. (HR. Bukhari)

c. Rasa sedih dan susah yang mendalam

“Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati sesudah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Qur’an)” (QS. Al Kahfi:6)

“Janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS. Faathir:8)

d. Putus asa

Kalau hati seseorang dihinggapi keputus-asaan, maka hilanglah kesabarannya untuk melanjutkan pekerjaannya.

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang-orang yang beriman. Jika kamu (pada perang Uhud) menderita luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) menderita luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran), dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim”. (QS. Ali Imran: 139-140)




BERSAUDARA DAN SALING MENASIHATI

Api peperangan di lembah Badr telah padam. Perang ini berakhir dengan kemenangan Dienul Haq (agama yang benar) atas Dienul Kufr. Sejumlah 14 mujahid muslimin syahid; 6 orang dari pihak Muhajirin, sisanya 8 orang dari pihak Anshar. Di lain pihak sebanyak 70 orang tentara musyrik Makkah ditawan, dan 70 orang lainnya tewas. Kebanyakan dari mereka adalah para pemuka dan pembesar Makkah.

Sebelum Islam datang, masyarakat Arab hidup dalam sistem 'ashabiyyah yang fanatik terhadap qabilah (suku) dan keturunan. Hubungan mereka kepada suku dan keturunan adalah hubungan hidup dan mati. "Bela saudaramu salah atau benar", itulah semboyan mereka yang diterjemahkan secara harfiah. Hidup dan mati mereka dipersembahkan untuk menjaga kehormatan dan keberlangsungan suku dan keturunan. (Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfury, Ar-Rahiqul Makhtum, hal. 45)

Dan di perang Badr ini (Ramadhan 2 H), perang pertama dalam sejarah perjalanan Islam, justru mereka orang-orang Muhajirin Makkah khususnya berperang melawan saudara, keturunan dan suku, bahkan ada yang berperang melawan ayah, paman atau anaknya sendiri, yang berbeda aqidah. Umar bin Al-Khaththab membunuh pamannya, 'Ash bin Hisyam yang kafir. Abu Bakr berperang melawan anaknya, Abdurrahman yang ketika itu belum memeluk Islam.

Lain lagi kisah antara Mush'ab bin Umair dan saudara kandungnya, Abu Aziz bin Umair. "Perkuat ikatannya, ibunya adalah orang yang kaya raya. Siapa tahu ia akan menebus anaknya dengan tawaran yang mahal", pinta Mush'ab kepada orang Anshar yang menawan Abu Aziz sebagai tawanan perang Badr.

"Beginikah caramu memperlakukan saudara kandungmu?' tanya Abu Aziz heran. "Kamu bukan saudaraku. Tapi orang yang menahanmu itulah saudaraku," jawab Mush'ab (wafat 3 H) dengan tegas.

Islam telah merajut tali persaudaraan antara sesama pemeluknya tanpa mengenal batas hubungan darah, warna kulit, status sosial dan batas negara. Dan hal tersebut telah dipraktikkan secara sempurna oleh generasi pertama Islam, para sahabat Nabi `.

Ukhuwah dan Solidaritas

Rasa ukhuwah (persaudaraan) yang dilahirkan Islam buat pemeluknya telah melahirkan sifat solidaritas sosial yang tinggi dalam kehidupan masyarakat Muslim dan dalam peradaban manusia. Al-Qur'an mengabadikan realitas tersebut.

"Dan mereka (orang-orang Anshar) mengutamakan (Orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu)" (Al-Hasyr: 9).

Seorang lelaki mendatangi Nabi shallallahu alaihi wasalam , tulis Ibn Katsir ketika menafsirkan ayat di atas tadi di dalam tafsirnya. "Ya Rasulullah, saya sedang tertimpa kesusahan" kata orang tadi mengadu-kan nasibnya. Si lelaki tadi disuruh mendatangi rumah isteri-isteri Nabi shallallahu alaihi wasalam . Namun, ia tidak menemukan bantuan karena mereka juga tidak punya.

"Adakah seseorang yang mau menjamunya malam ini? Semoga Allah merahmatinya" seru Rasulullah shallallahu alaihi wasalam kepada para sahabatnya.

"Saya ya Rasulullah" jawab Abu Thalhah, orang Anshar menyanggupi.

"Ini tamu Rasulullah shallallahu alaihi wasalam , sediakan semua jamuan untuknya dan jangan disisakan" pinta Abu Thalhah kepada istrinya setelah ia tiba di rumah. "Tapi kita tidak punya makanan apapun kecuali makanan untuk anak-anak", jawab istrinya masygul.

"Jika anak-anak minta makan ajaklah tidur, kemudian kamu ke sinilah lalu matikan lampu, dan biarlah kita sekeluarga lapar malam ini". Di kala pagi Abu Thalhah bertemu Rasulullah, lalu beliau bersabda: "Allah merasa kagum (atau tertawa) kepada dia dan isterinya", kata Rasulullah ` memuji. (HR. Al-Bukhari)

Islam telah mengikrarkan bahwa sesama Muslim adalah bersaudara. "Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara" (Al-Hujurat: 10). Ayat ini telah meletakkan dasar keimanan sebagai tali pengikat rasa ukhuwah. Perbedaan warna kulit, suku, bangsa dan status sosial telah disatukan Islam dalam kerangka Iman. Islam memprioritaskan seseorang berdasarkan status taqwanya.

Allah berfirman: "Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu" (Al-Hujuraat: 11).

Rasa ukhuwah yang tumbuh pada setiap jiwa orang mukmin merupakan nikmat Allah yang perlu diingat (disyukuri). Ukhuwah di dalam Islam mempunyai arti tersendiri. Penyebutan ukhuwah -sebagai suatu nikmat- didahulukan dari penyebutan diselamat-kannya orang-orang yang beriman dari neraka (lihat QS. Ali Imran: 103).

Rasa ukhuwah akan tumbuh subur jika sifat ananiyah (mementingkan diri sendiri), dan cinta dunia dikubur dalam-dalam. Untuk menghilangkan sifat ananiyah, Rasulullah shallallahu alaihi wasalam menjadikan rasa cinta kepada sesama Muslim sebagai bentuk kesempurnaan Iman.

"Tidak (sempurna) iman seseorang hingga ia menginginkan bagi saudaranya apa yang ia inginkan untuk dirinya".(HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Dan nilai-nilai keduniaan yang akan menjadi penghambat tumbuhnya rasa ukhuwah akan sirna jika manusia melihat dan merenungi asal-usulnya, dan menyadari bahwa kemuliaan yang hakiki di sisi Allah dinilai dari sisi ketaqwaannya.

Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasalam bersabda: "Wahai manusia, Tuhan kalian satu, dan bapak kalian satu, kalian berasal dari Adam, dan Adam dari tanah. Sesungguh-nya yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah yang paling bertakwa. Tidak ada keutamaan bangsa Arab atas bangsa lain, tidak pula bagi bangsa lain atas bangsa Arab, tidak ada keutamaan bagi kulit merah atas kulit putih dan bagi kulit putih atas kulit merah, melainkan dengan takwanya." (HR. Ahmad).

Rasa ukhuwah berwujud dalam bentuk solidaritas sosial. Solidaritas sosial di kalangan umat muslimin ada dua macam; dalam arti moral dan material. Solidaritas dalam arti material terdiri dari pemenuhan kebutuhan-kebutuhan masyarakat, perasaan ikut mengalami kesusahan yang diderita oleh anggota masyarakat, kesediaan untuk membantu memperjuangkan kepentingan bersama dalam rangka meningkatkan standar hidup masyarakat, dan pelayanan terhadap seluruh anggota masyarakat dalam hal-hal yang menguntungkan mereka.

Sedangkan solidaritas sosial dalam arti moral diwujudkan dalam bentuk kemauan untuk mengajak sesamanya untuk mengakui dan mengikuti kebenar-an serta menjauhi segala kemungkaran -al amru bil ma'ruf wannahyu 'anil munkar.

Ukhuwah sejati adalah ukhuwah yang dibina atas dasar keimanan. Rasa ukhuwah yang dibangun bukan atas dasar iman –entah itu kepentingan pribadi atau kelompok- hanya akan langgeng jika aspek yang menguntungkan kepentingan tadi ada. Tanpa dasar keimanan, persaudaraan hanya akan menjadi sarana untuk meraih kepen-tingan duniawi, tak lebih dari itu.

Berukhuwah dan Saling Menasihati

Termasuk dari lima orang pertama yang masuk Islam adalah Abu Bakar (wafat 13 H). Abu Bakar adalah teman dekat Nabi shallallahu alaihi wasalam . Keduanya telah lama berteman jauh sebelum Nabi diangkat menjadi Nabi & Rasul. Dan lewat persahabatan, Abu Bakar meng-Islamkan Usman bin Affan (wafat 40 H), Zubair bin Awwam (wafat 36 H), Abdurrahman bin Auf (wafat 34 H), Sa'd bin Abi Waqqas (wafat 55 H) dan Thalhah bin Ubaidillah (wafat 36 H). Di sini Abu Bakar menggunakan hubungan persahabatan untuk menyebarkan Islam kepada teman-temannya yang dikenal kepribadiannya dengan baik.

Menasehati teman (seseorang) yang telah dikenal baik, kemungkinan untuk diterima lebih besar. Nasehat tidak mesti harus diterima, kadang bahkan tidak diterima sama sekali. Diperlukan waktu dan pengulangan nasihat agar dapat diterima –jika Allah menghendaki. Al-Qur'an dan Al-Hadits pun menggunakan bahasa 'pengulangan' untuk suatu perintah (baca: nasihat) tertentu.

Allah mengulang-ulang ayat yang artinya "maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan" seba-nyak 30 kali dalam satu surat (Ar-Rahman: 55). Tentunya ayat tersebut dilatarbela-kangi dengan hal yang tidak sama. Ikhlas dan mutaba'ah (mengikuti Rasulullah shallallahu alaihi wasalam : berilmu) adalah syarat mutlak menasihati. Nasihat adalah imad (tiang) agama. (HR Muslim).

Jaga muru'ah (kehormatan) dan harga diri dengan memberi nasihat sesuai apa yang kita kerjakan. Bercerminlah sebelum menasihati. Orang akan mencibir dan mencemooh terhadap orang yang mengatakan apa yang tidak diperbuatnya. Allahpun amat benci terhadap orang yang bersifat seperti itu.(Ash-Shaff: 3). Meniru matahari yang selalu menerangi alam raya tanpa harus memusnahkan dirinya, rasanya lebih bijaksana daripada menjadi sebatang lilin yang menerangi sebidang ruang gelap tapi dengan membakar diri sendiri. Wallahu a'lam. (Asri Ibnu Tsani).




Ahlak Terhadap Non Muslim

Menurut ajaran Islam, pergaulan dan hubungan umat Islam dengan non muslim haruslah dibangun atas dasar ahlaqul karimah. Secara umum, dalam hubungan dengan umat Islam, orang kafir terbagi dua macam ; kafir muharib, yaitu orang kafir yang memerangi umat Islam dan kafir ghairu muharib yaitu orang kafir yang tidak memerangi umat Islam.

Beberapa prinsip pergaulan yang harus dijaga umat Islam dengan kafir ghairu muharib adalah :

    1. Menahan diri melakukan kedzaliman, penghinaan dan tindakan yang melampaui batas (melanggar HAM).
    2. mempraktekkan prinsip-prinsip ahlak Islam, diantaranya : kejujuran, amanat, kesadaran, keadilan, dan kasih sayang sesuai dengan tuntunan syariat serta berbagai ahlak terpuji lainnya.
    3. dibenarkan berbuat baik dan melakukan berbagai amal kemanusiaan lainnya.

Tetapi hal yang perlu diingat oleh umat Islam adalah pergaulan dan hubungan yang baik dengan orang kafir itu hendaknya tidak membuatnya setia, cinta dan mengutamakan mereka atas umat Islam, atau mengakibatkannya berbasa-basi dan tidak tegas dalam masalah kekufuran, atau membuatnya berlebihan dalam memuji mereka, memuji peribadatan ritual mereka atau menyampaikan ucapan selamat pada hari-hari besar agama mereka atau yang sejenisnya yang merupakan syari’at agama mereka.

Adapun prinsip-prinsip hubungan dengan kafir muharib diantaranya :

1. Dilarang mendahului memerangi mereka sebelum disampaikannya dakwah.

2. Dilarang menipu dan menyiksa dalam peperangan.

3. Dilarang membunuh orang yang semestinya dibiarkan, yaitu orang-orang yang tidak ikut berperang, seperti : anak-anak, wanita, pendeta, dan para ahli ibadah yang berada di biara mereka juga orang tua yang tak mampu lagi berperang.

4. Dilarang merusak tanaman, membinasakan buah-buahan, membakar rumah –tanpa diperlukan-, meracuni air dan sejenisnya.



TUGAS -TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA

Setiap fase perkembangan memiliki tugas-tugas perkembangan. Tugas-tugas perkembangan tersebut merupakan pengharapan atas apa yang akan diakukan oleh seseorang pada masa perkembangannya. Tugas-tugas ini bersifat normatif, on time, dan diharapkan serta diantisipasi oleh individu. Havighurst (Kimmel, 1995: 15) menawarkan suatu konsep tugas perkembangan yang meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap atau fungsi yang diharapkan dapat dicapai oleh individu pada setiap tahap perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan ini harus dicapai sebelum seorang individu melangkah ke tahapan perkembangan selanjutnya. Apabila seorang individu gagal dalam memenuhi tugas perkembangannya, maka ia akan sulit untuk memenuhi tugas perkembangan fase selanjutnya. Atau, apabila ia gagal melaksanakan tugas perkembangannya pada waktu yang tepat, maka ia akan mengalami kesulitan untuk menyelesaikannya di waktu yang lain, atau melaksanakan tugas perkembangan pada tahapan yang lebih lanjut. Dengan memahami tugas-tugas perkembangan remaja, maka kita sebagai seorang pendidik atau seorang dewasa yang terlibat dalam penanganan masalah remaja dapat memotivasi remaja dan menolong remaja memenuhi tugas-tugas perkembangannya. Walaupun demikian, janganlah kita sebagai pendidik menempatkan posisi tugas perkembangan ini sebagai suatu paksaan kepada remaja. Segalanya kembali kepada individu tersebut, pada apakah ia telah menyelesaikan tugas-tugas perkembangan tahap sebelumnya dengan baik, dan pada hambatan-hambatan yang dialaminya saat menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya yang sekarang. Apabila kita menganggap tugas-tugas perkembangan itu seperti PR yang harus diselesaikan tepat waktu, dan penuh tekanan. Biarlah sang remaja menyelesaikan sendiri tugas-tugas perkembangannya menurut caranya, sementara kita orang dewasa membantunya bila ia menemui kesulitan dalam menyelesaikan tugas perkembangannya.

Seorang remaja dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya dapat dipisahkan ke dalam tiga tahap secara berurutan (Kimmel, 1995: 16). Tahap yang pertama adalah remaja awal, di mana tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikannya sebagai remaja adalah pada penerimaan terhadap keadaan fisik dirinya dan menggunakan tubuhnya secara lebih efektif. Hal ini karena remaja pada usia tersebut mengalami perubahan-perubahan fisik yang sangat drastis, seperti pertumbuhan tubuh yang meliputi tinggi badan, berat badan, panjang organ-organ tubuh, dan perubahan bentuk fisik seperti tumbuhnya rambut, payudara, panggul, dan sebagainya.

Tahapan yang kedua adalah remaja madya, di mana tugas perkembangan yang utama adalah mencapai kemandirian dan otonomi dari orang tua, terlibat dalam perluasan hubungan dengan kelompok baya dan mencapai kapasitas keintiman hubungan pertemanan; dan belajar menangani hubungan heteroseksual, pacaran dan masalah seksualitas.

Tahapan yang ketiga adalah remaja akhir, di mana tugas perkembangan utama bagi individu adalah mencapai kemandirian seperti yang dicapai pada remaja madya, namun berfokus pada persiapan diri untuk benar-benar terlepas dari orang tua, membentuk pribadi yang bertanggung jawab, mempersiapkan karir ekonomi, dan membentuk ideologi pribadi yang di dalamnya juga meliputi penerimaan terhadap nilai dan sistem etik.

Pada umumnya remaja didefinisikan sebagai masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun.

Secara teoritis, beberapa tokoh psikologi juga mengemukakan tentang batas-batas umur remaja, tetapi dari sekian banyak tokoh yang mengemukakan tidak dapat menjelaskan secara pasti tentang batasan usia remaja karena masa remaja ini adalah masa peralihan.

Pada umumnya masa remaja dapat dibagi dalam 2 periode yaitu:

1. Periode Masa Puber usia 12-18 tahun

a. Masa Pra Pubertas: peralihan dari akhir masa kanak-kanak ke masa awal pubertas. Cirinya:

  • Anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi
  • Anak mulai bersikap kritis

b. Masa Pubertas usia 14-16 tahun: masa remaja awal. Cirinya:

  • Mulai cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya
  • Memperhatikan penampilan
  • Sikapnya tidak menentu/plin-plan
  • Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib

c. Masa Akhir Pubertas usia 17-18 tahun: peralihan dari masa pubertas ke masa adolesen. Cirinya:

  • Pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi kedewasaan psikologisnya belum tercapai sepenuhnya
  • Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih awal dari remaja pria

2. Periode Remaja Adolesen usia 19-21 tahun

Merupakan masa akhir remaja. Beberapa sifat penting pada masa ini adalah:

  • perhatiannya tertutup pada hal-hal realistis
  • mulai menyadari akan realitas
  • sikapnya mulai jelas tentang hidup
  • mulai nampak bakat dan minatnya

Setiap tahap perkembangan manusia biasanya dibarengi dengan berbagai tuntutan psikologis yang harus dipenuhi, demikian pula pada masa remaja. Sebagian besar pakar psikologi setuju, bahwa jika berbagai tuntutan psikologis yang muncul pada tahap perkembangan manusia tidak berhasil dipenuhi, maka akan muncul dampak yang secara signifikan dapat menghambat kematangan psikologisnya di tahap-tahap yang lebih lanjut. Berikut ini merupakan berbagai tuntutan psikologis yang muncul di tahap remaja, berdasarkan pengalaman penulis selama menjadi pendidik.

1. Remaja dapat menerima keadaan fisiknya dan dapat memanfaatkannya secara efektif

Sebagian besar remaja tidak dapat menerima keadaan fisiknya. Hal tersebut terlihat dari penampilan remaja yang cenderung meniru penampilan orang lain atau tokoh tertentu. Misalnya si Dewi merasa kulitnya tidak putih seperti bintang film, maka Dewi akan berusaha sekuat tenaga untuk memutihkan kulitnya. Perilaku Dewi yang demikian tentu menimbulkan masalah bagi dirinya sendiri dan orang lain. Mungkin Dewi akan selalu menolak bila diajak ke pesta oleh temannya sehingga lama-kelamaan Dewi tidak memiliki teman, dan sebagainya.

2. Remaja dapat memperoleh kebebasan emosional dari orang tua

Usaha remaja untuk memperoleh kebebasan emosional sering disertai perilaku “pemberontakan” dan melawan keinginan orang tua. Bila tugas perkembangan ini sering menimbulkan pertentangan dalam keluarga dan tidak dapat diselesaikan di rumah , maka remaja akan mencari jalan keluar dan ketenangan di luar rumah. Tentu saja hal tersebut akan membuat remaja memiliki kebebasan emosional dari luar orangtua sehingga remaja justru lebih percaya pada teman-temannya yang senasib dengannya. Jika orang tua tidak menyadari akan pentingnya tugas perkembangan ini, maka remaja Anda dalam kesulitan besar. Hal yang sama juga dilakukan remaja terhadap orang-orang ‘yang dianggap sebagai pengganti orang tua’, guru misalnya.

3. Remaja mampu bergaul lebih matang dengan kedua jenis kelamin

Pada masa remaja, remaja sudah seharusnya menyadari akan pentingnya pergaulan. Remaja yang menyadari akan tugas perkembangan yang harus dilaluinya adalah mampu bergaul dengan kedua jenis kelamin maka termasuk remaja yang sukses memasuki tahap perkembangan ini. Ada sebagaian besar remaja yang tetap tidak berani bergaul dengan lawan jenisnya sampai akhir usia remaja. Hal tersebut menunjukkan adanya ketidakmatangan dalam perkembangan remaja tersebut.

4. Mengetahui dan menerima kemampuan sendiri

Banyak remaja yang belum mengetahui kemampuannya. Bila remaja ditanya mengenai kelebihan dan kekurangannya pasti mereka akan lebih cepat menjawab tentang kekurangan yang dimilikinya dibandingkan dengan kelebihan yang dimilikinya. Hal tersebut menunjukkan bahwa remaja tersebut belum mengenal kemampuan dirinya sendiri. Bila hal tersebut tidak diselesaikan pada masa remaja ini tentu saja akan menjadi masalah untuk perkembangan selanjutnya (masa dewasa atau bahkan sampai tua sekalipun).

5. Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma

Skala nilai dan norma biasanya diperoleh remaja melalui proses identifikasi dengan orang yang dikaguminya terutama dari tokoh masyarakat maupun dari bintang-bintang yang dikaguminya. Dari skala nilai dan norma yang diperolehnya akan membentuk suatu konsep mengenai harus menjadi seperti siapakah “aku” ?, sehingga hal tersebut dijadikan pegangan dalam mengendalikan gejolak dorongan dalam dirinya. Maka penting bagi orang tua dan orang-orang ‘yang dianggap sebagai pengganti orang tua’ untuk mampu menjadikan diri mereka sendiri sebagai idola bagi para remaja tersebut.

Selain berbagai tuntutan psikologis perkembangan diri, kita juga harus mengenal ciri-ciri khusus pada remaja, antara lain:

  • Pertumbuhan Fisik yang sangat Cepat
  • Emosinya tidak stabil
  • Perkembangan Seksual sangat menonjol
  • Cara berfikirnya bersifat kausalitas (hukum sebab akibat)
  • Terikat erat dengan kelompoknya

Dengan mengetahui berbagai tuntutan psikologis perkembangan remaja dan ciri-ciri usia remaja, diharapkan para orangtua, pendidik dan remaja itu sendiri memahami hal-hal yang harus dilalui pada masa remaja ini sehingga bila remaja diarahkan dan dapat melalui masa remaja ini dengan baik maka pada masa selanjutnya remaja akan tumbuh sehat kepribadian dan jiwanya.

Permasalahan yang sering muncul sering kali disebabkan ketidaktahuan para orang tua dan pendidik tentang baerbagai tuntutan psikologis ini, sehingga perilaku mereka seringkali tidak mampu mengarahkan remaja menuju kepenuhan perkembangan mereka. Bahkan tidak jarang orang tua dan pendidik mengambil sikap yang kontra produktif dari yang seharusnya diharapkan, sehingga semakin mengacaukan perkembangan diri para remaja tersebut. Sebuah PR yang panjang bagi orang tua dan pendidik, yang menuntut mereka untuk selalu mengevaluasi sikap yang diambil dalam pendidikan remaja yang dipercayakan kepada mereka. Dengan demikian, diharapkan para orang tua dan pendidik dapat memberikan rangsangan dan motivasi yang tepat untuk mendorong remaja menuju pada kepenuhan dirinya.

William Kay mengemukakan tugas-tugas perkembangan remaja itu sebagai berikut,
a. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.
b. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur-figur yang mempunyai

toritas.
c. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul
dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individual maupin kelompok.
d. Menemukan manusia model yang dijadikan identiasnya.
e. Menerima dirinya sendiri dan memilki keprcayaan terhadap kemampuannya
sendiri.
f. Memperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar skala nilai,
prinsip-prinsip atau falsafah hidup (Weltanschauung)
g. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku) kekanak-
kanakan.


Undang Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional

Pendidikan memegang peranan terpenting dalam membangun bangsa sehingga akan tercipta bangsa yang bermartabat, mandiri, dan berwibawa. Dalam sebuah pendidikan, guru memegang peranan yang sangat penting sebagai ujung tombak dalam melaksanakan kurikulum yang telah disusun. Di dalam masyarakatpun, guru memegang peranan penting. Hampir tanpa kecuali,guru merupakan satu diantara pembentuk-pembentuk utama calon warga masyarakat. Sebagai agen terpenting dalam dunia pendidikan, selayaknya guru memahami Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional (nomor 20 tahun 2003) sehingga dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran guru senantiasa melirik Undang Undang tentang Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 ini. Untuk mendapatkan UU nomor 20 tahun 2003 ini dak usah beli dech.

Silakan klik disini untuk mendowload.




Sunday 17 May 2009

Undang Undang Guru dan Dosen

UU nomor 14 tahun 2005 mengatur tentang Guru dan Dosen. Guru dan dosen adalah pekerjaan profesional yang dituntut untuk memiliki 4 kompetensi . Agar menyadari profesinya,guru dan dosen seharusnya memiliki UU ini agar Guru dan Dosen di Indonesia mengerti akan hak dan kewajiban profesinya sehingga mampu menjalankan profesinya sesuai undang-undang. bagi anda yang belum memiliki, anda bisa mendownload pdf di bawah ini.

Kilik disini untuk download

Saturday 16 May 2009

Peraturan Pemerintah tentang GURU

Pemerintah sudah menetapkan melalui Undang - Undang Nomor 14 tahun 2005 bahwa guru merupakan jabatan Profesioanal. Untuk mewujudkan status tersebut, maka pemerintah telah mengadakan program kualifikasi bagi guru yang belum memiliki ijazah strata 1 dan program sertifikasi bagi guru yang sudah memiliki kualifikasi S1 baik jalur portopolio maupun jalur pendidikan profesi. Namun hal ini membuat resah bagi guru senior dan sangat berpengalaman namun belum menggondol gelar S1. Mau kuliah lagi, tanggung dan banyak kesibukan lain. Alhamdulillah pemerintah juga telah memperhatikan kepada guru yang sudah mengabdikan dirinya lebih 20 tahun ini. Artinya pemerintah juga men-Sertifikasi guru-guru ini senior namun belum memiliki ijazah S1. Untuk lebih lengkap anda bisa download peraturan pemerintah tentang Guru.
Klik disini untuk download PP tentang Guru.

Pengumuman PMP/PMDK UNSRI 2009/2010

Universitas Sriwijaya telah mengumumkan hasil seleksi mahasiswa baru jalur PMDK/PMP formasi 2009/2010 bagi siswa SMA/SMK. Bagi anda yang lulus bersyukurlah dan bagi yang belum lulus bersabarlah. yakinlah bahwa ini adalah jalan terbaik yang diebrikan Allah untuk anda.


Saya Sunardi (Guru SMPN1 Sungai Lilin MUBA Sumsel) mengucapkan selamat kepada Anda yang telah lulus seleksi. Semoga lulus juga di wawancara. Amiin.
Pengumuman lengkap download disini.

Sunday 10 May 2009

Melestarikan Semangat Silaturahmi

by sunardi

Islam memandang bahwa manusia selain hamba Allah, juga merupakan makhluk individu yang memiliki berbagai potensi, serta merupakan makhluk sosial. Artinya bahwa setiap manusia membutuhkan manusia yang lain dalam mengarungi hidup dan kehidupan ini. Jika timbul ketidakharmonisan atau terjadi percekcokan dalam hubungan antara sesama manusia, maka harus dilakukan sesuatu usaha untuk menentramkan kembali ikatan persaudaraan dengan silaturahmi. rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidak sempurna iman seseorang jika bertengkar lebih dari tiga hari tiga malam". Bahkan Rosulullah secara khusus menekankan: "Tidak sempurna iman seorang suami dan iman seorang isteri kalau bertengkar sampai dimalamkan".

Bagaimana agar persaudaraan dan jalinan keakraban makin mantap dan bisa lestari, maka Rosulullah s.a.w. memberikan tuntunan sekurang-kurangnya dalam dua gambaran tentang persaudaraan dalam Islam.

Pertama, persaudaraan dalam Islam harus satu tubuh. Jika salah satu anggota badan ada yang sakit, maka yang lain harus ikut merasakan sakit. Esensinya, persaudaraan harus diwarnai oleh adanya semangat solidaritas; kepahitan hidup yang dirasakan oleh orang lain turut dirasakan oleh saudaranya.

Kedua, persaudaraan dalam Islam harus seperti sebuah bangunan. Sabda Nabi: Antara satu unsur bangunan dengan unsur yang lainnya saling memerlukan dan saling melindungi. Esensi tercakup sikap ta'awun; sikap saling tolong. Tarahum; saling menyayangi; Tadhamun; saling tanggung jawab. Seperti yang dsabdakan Rosulullah: "Tolonglah orang lain Allah akan menolong kamu, ringankan beban orang lain Allah akan meringankan bebanmu, sayangi orang lain Allah sayang kamu, maafkan orang lain Allah akan mengampuni kamu".

Untuk melestarikan sikap ini, beberapa petunjuk dapat ditemukan dalam Al-Qur'an antara lain dalam surat Al-Hujarat ayat 6-12 yaitu:

Hai orang-orang beriman! Jika ada orang fasik datang kepadamu membawa berita, pastikanlah kebenaranya, supaya jangan merugikan orang karena tak diketahui, dn kemudian kamu akan meyesali apa yang telah kamu perbuat. Dan ketahuilah bahwa di tengah-tengah kamu ada Rosulullah; kalau dlam banyak hal ia harus mengikuti kamu, tentulah kamu akan berada dalm kesulitan. Tetapi Allah membuat kamu mencintai iman, dan menjadikanya indah dalam hatimu; dan ia membuatmu benci pada kekufuran, kefasikan dan pendurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang benar; Suatu karunia dan nikmat dari Allah; dan Allah Mahatahu, Mahabijakasana. Dan kalau ada dua golongan orang beriman bertengkar, dmaikanlah mereka; tapi bila salah satu dari keduanya berlaku dhalim terhadap yang lain, maka perangilah golongan yang berlaku dhalim itu, sampai mereka kembali pada perintah Allah; bila mereka sudah kembali, dmaikanlah keduanya dengan adil, dan berlakulah adil, dan berlakulah adil; Allah mencintai orang yang berlaku adil. Orang-orang mukmin sesungguhnya bersaudara; maka rukunkanlah kedua saudaramu (yang berselisih), dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat. Hai orang-orang beriman! Janganlah ada ada suatu golongan memperolok golongan yang lain; boleh jadi yang satu (yang diperolok) lebih baik dari pada yang lain (yang memperolok): Juga jangan ada perempuan yang menertawakan perempuan lain: Boleh jadi yang seorang ( yang diperolok) lebih baik daripada yang lain (yang memperolok): janganlah kamu sling mencela dan memberi nama ejekan. Sungguh jahat nama yang buruk itu setelah kamu beriman. Barang siapa tidak bertobat, orang itulah yang dhalim. Hai orang-ornag beriman! Jauhilah prasangka sebanyak mungkin; karena sebagian prasangka adalah dosa. Dan janganlah saling memata-matai, jangan saling menggunjing. Adakah diantara kamu yang suka makan daging saudaranya yang sudah mati? Tidak, kamu kan merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah. Allah selalu menerima tobat, dn maha pengasih. (Al-Hujarat:6-12).

Tujuh resep ayat Al-Qur'an dalam surat Al-Hujarat tersebut adalah:

Pertama, budayakan tabayun. Tabayun adalah mengecek kebenaran suatu berita yang sampai ketelinga, terutama mendengar berita jelek tentang teman, saudara dan sebagainya. Sikap seorang muslim adalah, jangan dulu percaya sebelum dicek kebenaran berita tersebut. Al-Qur'an mengatakan jangan sampai kamu benci kepada seseorang karena korban informasi. Jangan sampai mengutuk seseorang karena salah informasi. Rosulullah s.a.w. mengatakan: "Cukup bagi seseorang dikatakan pembual besar jika menceritakan segala yang didengar sebelum dicek kebenaran berita tersebut".

Dalam ajaran Islam yang benar hanya Al-Qur'an. Tafsir bisa salah bahkan hadits juga ada yang dhaif, begitupun dengan qaul ulama bisa keliru.

Kedua, budaya ishlah. Ishlah adalah meluruskan yang tidak lurus, mendamaikan yang tidak damai, merukunkan yang tidak rukun, termasuk meluruskan informasi yang salah. Dalam masyarakat Islam diperlukan suatu lembaga ishlah atau sekurang-kurangnya ada satu pribadi yang dipercya seluruh pihak untuk melakukan ishlah. Contoh dalam lembaga internasional ada (OKI) merupakan lembaga ishlah yang salah satu tugasnya adalah untuk mendamaikan antara negara-negara Islam yang bertengkar. Indah sekali jika dlam kehidupan dibudayakan tabayun dan dibiasakan ishlah. Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Islam datang dalam keanehan dan pada suatu saat nanti Islam akan muncul sebagai suatu ajaran yang aneh dan asing, berbahagialah orang-orang yang asing".

Orang-orang yang aneh adalah orang-orang yang melakukan ishlah atas segala hal yang dirusak oleh umat manusia. Oleh karena itu ishlah merupakan salah satu dakwah. Muhammad Abduh gerkan dakwahnya disebut ishlah; ingin meluruskan yang tidk lurus dan membereskan yang tidak beres.

Ketiga, hindarkan taskhirriyah, meremehkan atau memperolo-olakn orang lain.

Keempat, jangan menghina orang lain, menghina orang lain antara lain dengan mengganti nama orang lain dengan gelar-gelar yang tidak baik dan dapat menyakitkan karena mengganggu keakraban dan persaudaraan. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa termasuk menghina orang lain kalau memanggil disertai nama bapaknya.

Kelima, menjauhkan sikap su-udhon atau buruk sangka. Salah satu penyakit rohaniah yang mengakibatkan penyakit jasmaniah dan dapat menimbulkan setress adalh buruk sangka.

Keenam, jangan suka mencari kesalahan orang lain; carilah keslahan diri sendiri. Janganlah diri disibukan oleh inventarisasi kesalahn orang lain, tapi lebih baik jika menginventarisasi kesalahn diri sendiri.

Ketujuh, jangan suka menggunjing orang lain atau ghibah. Menurut Al-Qur'an, manusa yang suka ghibah itu adalah manusia sadis.

Menggunjing bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dengan berjamaah, karena menggunjing paling nikmat dilakukan dengan berjamaah. Dirinya ingin sukses bukan dengan prestasi tapi dengan menghancurkan orang lain, yaitu dengan cara menggunjingkannya. Diperingatkan oleh Rasulullah bahwa menggunjing yang paling besar dosanya adlah menggunjing suami sendiri atau isteri sendiri. Bahkan dikatakn dlam sebuah hadits bahwa diharamkan masuk surga bagi seseorang yang suka membuka aib seorang suami atau isteri.

Agar Pergaulan Tetap Lestari

Selain tujuh resep diatas, Nabi Muhammad memberikan enam resep tata pergaulan sehari-hari supaya tetap lestari. Buktikan keakraban persaudaraan antara sesama muslim dengan cara;

Pertama, kalau orang lain mengucapkan salam, maka harus dijawab dengn salam. mengucapkan salam adalah sunah, tapi menjawab slaam adalah wajib; fardhu kifayah, kecuali slam ketika sholat tidak perlu dijawab. Ada ketentuan slam tidak boleh diucapkan kepada non-muslim.

Kedua, kalau orang lain mengundang, penuhi undangannya. Secara khusus agama menganjurkan dua acara keluarga melibatkan orang lain; walimatul nikah dan walimatul aqiqah. Nikah dalam ajaran Islam tidak boleh sirri atau dengan sembunyi-sembunyi, tapi harus dipublikasikan. Dalam ajaran Islam jika seorang bayi lahir, maka di hari ketujuh disunatkan untuk; mencukur rambut, mengumumkan namanya dan aqiqah; yaitu menyembelih seekor kambing untuk bayi perempuan dan dua ekor kambing untuk bayi laki-laki.

Ketiga, Kalau orang lain meminta nasihat, atau saran berikanlah nasihat seperlunya. Jangan sampai orang yang sedang mengalami kesulitan dan menumpahkan kesulitnya kemudian diperberat. Sampai Nabi mengatakan kalau ada temanmu menceritakan mimpinya yang jelek berikan tafsiran yang baik supaya tidk putus asa dan menjadi pesimis. Berikanlah orang lain harapan-harapan dan rasa optimis dalam menjalankan kehidupan. Hal ini perlu dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya.

Keempat, kalau orang lain bersin dan mengucapkan "alhamdulillah", maka di jawab "yarhamukallah".

Kelima, kalau orang lain sakit doakan dan kunjungi. Kalau mengunjungi yang sakit dianjurkan untuk tidak membebani keluarga yang sakit, baik material ataupun moral. Bahkan lebih baik membantu meringankanya.

Keenam, Kalau orang lain meninggal dunia, maka antarkanlah sampai kekuburanya. Kalau ada orang yang meninggal dunia, walaupun orang itu tidak beres, maka ucapkanlah inna lillahi wa inna illaihi raji'un. Tapi jika orang meninggal dunia non-Muslim, janganlah mengucapkan inna lillahi wa inna illaihi raji'un. Kalau ada orang yang membawa jenazah dan melewatinya dianjurkan untuk berdiri, walaupun yang meninggal dunia non-Muslim. Jika melihat mayat dianjurkan untuk menutup mulut dan matanya, kemudian tanganya harus disimpan di dadanya. Selanjutnya dimandikan, dikafani, dan dikubur. Jika mayat akan dikubur, jangan ada barang apapun yang dibawa kecuali kain kafan. Bahkan makampun jangan dibuat mewah, boleh ditembok itupun hanya pinggirnya saja. Begitu juga dengan peti mayat, jika mayat dalam keadaan normal lebih baik tidak menggunakan peti. Apabila menggunakan peti, maka dalam peti harus diberi tanah.

Jika petunjuk-petunjuk diatas dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, insya Allah kehidupan antara sesma Muslim akan terjelma kehidupan yang harmonis.



Perlombaan Inovasi Pembelajaran (Inobel) Guru Tingkat Nasional oleh Dirjen GTK Kemdikbud

Salah satu perlombaan guru tingkat nasional yang paling bergengsi bagi guru se Indonesia adalah Lomba Inobel. Perlombaan ini merupa...