Tuesday, 7 April 2009

MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF


SELAMAT DATANG DI BLOG SUNARDI!!. KRITIK, SARAN, DAN APRESIASI SANGAT KAMI HARAPKAN DEMI PERBAIKAN.

BY SUNARDI

PENDAHULUAN

Sebagai seorang pendidik guru memiliki tanggung jawab yang sangat besar. Menurut Undang Undang RI Nomor 20 Tahuin 2003 tentang Sisdiknas pasal 39 ayat (2) dikatakan bahwa, Guru / dosen sebagai pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melaksanakan pembimbingan dan pelatihan, serta melaksanakan penelitian dan pengabdian masyarakat. Sedangan pada pasal 40 ayat (2) dikatakan bahwa : Pendidik dan Tenaga kependidikan berkewajiban : Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis, Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan, Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya. Menurut Oemar Hamalik bahwa guru berperan sebagai Fasilitator Belajar. Undang-Undang No 14 tahun 2005, pasal 4 mengisyaratkan bahwa Kedudukan guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran yang berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Pasal 6 menyebutkan bahwa Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Untuk melaksanakan peran dan tanggung jawab guru tersebut, maka guru harus berupaya mencari cara untuk melaksanakan pembelajaran yang bermutu, efektif, dan bermakna bagi siswa sehingga pendidikan yang bermutu akan terwujud.. Untuk itu sangat perlu bagi guru bersretifikat mengkaji bagaimana menjadi guru yang profesional yang mampu menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Untuk itu, penulis mencoba mengangkat tema Menciptakan Pembelajaran yang Efektif sebagai bahan diskusi dan penulis upload di blog penulis ini . Adapun yang menjadi permasalahan pada makalah ini adalah : Bagaimana menciptakan Pembelajaran yang Efektif. Penulisan makalah ini bertujuan agar guru mampu memahami tugas dan peranannya sehingga mampu menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah meningkatkan wawasan guru tentang kompetensi apa yang harus miliki sehingga mampu menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.

PEMBAHASAN

Belajar pada hakikatnya adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang bersifat positif dan permanen. Sedangkan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Guru sebagai manajer dalam pembelajaran harus mampu mengelola pembelajaran agar lebih efektif.

Kompetensi yang harus dimiliki oleh Guru

Guru merupakan jabatan profesional yang menuntut adanya kompetensi-kompetensi tertentu yang harus dimiliki. Menurut Permendiknas Nomor 16 tahun 2007 tanggal 4 mei 2007 bahwa Kompetensi Guru Mata Pelajaran adalah sbb :
Kompetensi Pedagogiek, meliputi Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual, Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata, Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik, Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran, Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai, Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik, Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran, Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran,
Kompetensi Kepribadian, meliputi : Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia, Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat, Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri, Menjunjung tinggi kode etik profesi guru
Kompetensi Sosial, meliputi : Bersikap inklusif, bertindak $objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi, Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat, Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman social budaya, Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
Kompetensi Profesional, Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola piker keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu, Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu, Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif, Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif, Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri

Kiat Menciptakan Pembelajaran yang Efektif

Mengajar merupakan perpaduan ilmu dan seni. Guru yang cakap mengajar dapat merasakan bahwa mengajar di mana saja adalah suatu hal yang menggembirakan, yang membuatnya melupakan kelelahan. Selain itu guru juga dapat mempengaruhi muridnya melalui kepribadiannya. Guru yang ingin murid-muridnya mengalami kemajuan, perlu mengadakan pengamatan dan penelitian terhadap teori dan praktek dalam melaksanakan pembelajaran sehingga ia dapat terus-menerus meningkatkan cara mengajar. Berikut ini merupakan tips untuk menciptakan pembelajaran yang efektif :
A.Menguasai Materi Pembelajaran, Hukum yang pertama dalam teori “Tujuh Hukum Mengajar” dari John Milton Gregory berbunyi: “Guru harus mengetahui apa yang diajarkan.” Jika guru sendiri mengetahui dengan jelas inti pelajaran yang akan disampaikan, ia dapat meyakinkan murid dengan wibawanya, sehingga murid percaya apa yang dikatakan guru, bahkan merasa tertarik terhadap pelajaran.
B.Mengetahui dengan Jelas Sasaran Pembelajaran (Indikator dan Tujuan Pembelajaran, Pembelajaran yang jelas sasarannya membuat murid melihat dengan jelas inti dari pokok pelajaran itu. Mereka dapat menangkap seluruh liputan pelajaran, bahkan mengalami kemajuan dalam proses belajar.
C.Melaksanakan Pembelajaran yang Sistematis, Pembelajaran yang dilaksanakan secara tidak sistematis bagaikan sebuah lukisan yang semrawut, tidak memberikan kesan yang jelas bagi orang lain. Tidak adanya inti, tidak tersusun, tidak sistematis, akan sulit dipahami dan sulit diingat. Oleh sebab itu inti kegiatan pembelajaran harus disusun dengan teratur dan sistematis.
D.Banyak Gunakan Contoh Kehidupan, Pada saat melaksanakan pembelajaran , seringlah menggunakan contoh,cerita atau perumpamaan kehidupan sehari-hari atau yang pernah dialami siswa karena contoh kehidupan adalah jembatan antara kebenaran ilmu dan dunia nyata. Cerita tidak hanya diutarakan dengan kata-kata, namun juga boleh dicoba dengan menambahkan gerakan-gerakan, yang memperdalam kesan murid. Bentuk yang paling lazim adalah menggunakan perumpamaan untuk menjelaskan kebenaran.
E.Menggunakan Panca Indera Murid, Penggunaan bahan pengajaran yang berbentuk audio visual berarti menggunakan panca indera murid. Bahan pengajaran audio visual bukan saja cocok untuk Sekolah Minggu anak-anak, juga untuk Sekolah Minggu pelbagai usia. Ensiklopedia adalah buku yang sering dipakai oleh para ilmuwan, namun di dalamnya terdapat banyak penjelasan yang menggunakan gambar-gambar. Itu berarti bahwa para ilmuwan pun perlu bantuan gambar untuk mengadakan penelitian. Dari suatu penelitian didapat bahwa seseorang belajar :
10% dari apa yang dia baca, 20% dari apa yang dia dengar, 30% dari apa yang dia lihat, 50% dari apa yang dia lihat dan dengar, 70% dari apa yang dia katakana, 90% dari apa yang dia lakukan ( Vernon A. Magnesen, dikutip dalam Quantum Teaching).
F.Melibatkan Murid dalam Pembelajaran, Melibatkan murid dalam pelajaran dapat menambah ingatan mereka, juga motivasi dan kegemaran mereka. Cara itu dapat menghilangkan kesalahpahaman yang mungkin terjadi ditengah pertukaran pikiran antara guru dan murid, selain mengurangi tingkah laku yang mengacau. Misalnya: biarkan murid menggunakan kata-katanya sendiri untuk menjelaskan argumentasi atau pendapatnya; biarlah murid menggali dan menemukan hubungan antar konsep yang berbeda, biarlah murid bergerak sebentar. Jika murid sibuk melibatkan diri dengan pelajaran, maka tidak ada peluang lagi untuk mengacau atau membuat ulah. Sesuai dengan teori belajar kontuktivisme (Jean Piaget dan Vigotsky) dan Teori pembelajaran Demokratis bukan pembelajaran yang membelenggu,integrative bukan dominative (Nasution). Mempelajari sesuatu itu memerlukan proses yang panjang dan berliku. Kita tidak dapat menguasai suatu ilmu dengan hanya dalam waktu yang singkat namun memerlukan proses yang dinamakan membaca, mendengar, mengamati, memahami, mempraktekkan sehingga mencapai tingkat menciptakan atau mengembangkan. sistem pendidikan kita sekarang bukan lagi sistem belajar mengajar (guru mengajar dan murid belajar), tetapi lebih dari sekedar itu. Murid bukan hanya memperoleh dari guru, mereka harus menggali sendiri, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator. Inilah strategi belajar mengajar (pembelajaran) masa kini.
G.Menguasai Kejiwaan Murid, Guru yang ingin memberikan pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan murid, tentu harus memahami perkembangan jiwa murid pada setiap usia. Ia juga harus mengetahui dengan jelas kebutuhan dan masalah pribadi mereka. Pengertian antara guru dan murid adalah syarat utama untuk komunikasi timbal balik. Komunikasi yang baik dapat membuat penyaluran pengetahuan menjadi lebih efektif. EENET Asia menurunkan sebuah laporan tentang guru ideal dalam pandangan anak-anak di China dan Pakistan, tetapi agaknya berlaku pula universal. Simaklah beberapa komentar anak-anak di China.
Ibu guru Gao seperti ibu bagiku. Dia mendengar semua masalah dan keluh kesah kami serta membantu kami menyelesaikan masalah.
Guru Shan selalu melucu dan menulis dalam kelas kami dan membuat kami sangat tertarik dalam pelajaran itu. Tanpa saya sadari, saya jadi sangat suka menulis dan secara bertahap, saya mempelajari beberapa trik untuk menulis dengan baik.
Dia memperlakukan tiap siswa dengan setara. Dalam kebaikan hatinya, dia tidak pernah memihak. Sebagai murid, ini adalah hal yang paling berharga tentang guru… Dalam kelas guru Chen, kami merasa santai dan hidup (bersemangat). Dia selalu “tanpa sengaja” mengajukan pertanyaan atau membuat kesalahan agar kami dapat membetulkannya. Jika kami mengatakan sesuatu yang salah, tidak menyalahkan kami. Dia bahkan akan berkata sambil tersenyum: “Kesalahan Bagus! Kesalahan membantu kami menemukan masalah-masalah”. Tidak seberapa lama kemudian, bahkan siswa yang paling pemalu mau mengangkat tangan dan menjawab pertanyaannya.
Anak-anak di Pakistan berpendapat tentang guru yang baik:
Guru kami tahu nama tiap anak.
Dia menjelaskan pelajaran di papan tulis. Jika seseorang tidak paham, dia akan mendudukan anak itu disebelahnya dan menjelaskan lagi pelajaran itu.
Dia menghormati anak-anak, dia selalu memanggil mereka ‘aap’. (aap adalah bentuk sopan ‘kamu’ di Pakistan)
Guru kami selalu memperhatikan tiap anak ketika mengajar.
Ungkapan di atas agaknya mengena dan menggambarkan secara jelas bagaimana seharusnya seorang guru ideal. Guru yang baik pada dasarnya adalah manusia yang baik. Mereka memiliki kepribadian penyayang, baik, hangat, sabar, tegas, luwes alam perilaku, bekerja keras, serta berkomitmen pada pekerjaan mereka. Pusat perhatian mereka bukanlah pada buku teks atau kurikulum, tetapi pada anak! Mereka sangat menyadari beragamnya cara anak-anak belajar, perbedaan antar anak-anak dan pentingnya metode beragam untuk mendorong siswa mampu belajar. Anak-anak yang belajar dengan guru semacam itu tidak perlu lagi mengeluarkan uang tambahan untuk mengikuti les sepulang sekolah.
H.Gunakanlah Cara Mengajar yang fleksibel, hidup, dan selingi dengan humor, Menurut Richard Leblanc, York University, Ontario Mengajar yang baik tidak selalu terkait dengan memiliki agenda yang tetap dan kaku, tetapi pengajaran yang baik harus selalu fleksibel, kerap bereksperimen, dan di selingi dengan humor. Sekalipun memiliki cara mengajar yang paling baik, namun jika terus digunakan dengan tidak pernah diubah, maka cara itu akan hilang kegunaannya dan membuat murid merasa jemu. Cara yang terbaik adalah menggunakan cara mengajar yang bervariasi dan fleksibel, untuk menambah kesegaran.
I.Menjadikan Diri Sendiri Sebagai Teladan, Masalah umum para guru adalah dapat berbicara, namun tidak dapat melaksanakan. Pengajarannya ketat sekali, namun kehidupannya sendiri banyak cacat cela. Cara mengajar yang efektif adalah guru sendiri menjadikan diri sebagai teladan hidup untuk menyampaikan kebenaran, dan itu merupakan cara yang paling berpengaruh. Kewibawaan seseorang terletak pada keselarasan antara teori dan praktek. Jikalau guru dapat menerapkan kebenaran yang diajarkan pada kehidupan pribadinya, maka ia pun memiliki wibawa untuk mengajar.
J.Berpandangan bahwa setiap siswa memiliki kecerdasan tertentu sehingga membuat pembelajaran bervariasi, Sesuai dengan teori Multiple Intelegence (Kecerdasan Berganda) yang dikemukakan oleh Gardner bahwa ada beragam kecerdasan setiap individu seseorang. Bobbi Deporter dan Mike Hernachi menyarankan agar memasukkan musik dan estetika dalam pengalaman belajar siswa. karena musik berhubungan dan mempengaruhi kondisi fisiologis siswa yang diiringi musik membuat pikiran selalu siap dan mampu berkonsentrasi dalam situasi otak kiri sedang bekerja, masuk akan membangkitkan reaksi otak kanan yang intuitif dan kreatif sehingga masukannya dapat dipadukan dengan keseluruhan proses.
K.Bersifat adil terhadap murid-muridnya, tidak pilih kasih, ia mengutamakan yang benar,dan terkadang berilah reward kepada siswa. Dengan bersifat adil terhadap siswa, maka akan timbul sikap positif siswa sehingga siswa tmembuat aktif siswa. Seperti makna firman Allah S.W.T dalam surah al Maidah ayat ke 8, “Janganlah kamu terpengaruh oleh keadaan suatu kaum sehinga kamu tidak adil. Berbuat adillah, sebab itulah yang lebih dekat kepada taqwa. Bertaqwalah kepada Allah, sebab Allah Maha Mengetahui apa yang kamu buat”. Pemberian reward juga berpengaruh terhadap kejiwaan anak. Menurut teori Law of Effect (Torndike) bahwa untuk memotivasi siswa dapat dilakukan dengan pemberian hadiah/ganjaran/reward.

PENUTUP

Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam menjalankan tugas sebagai guru kita dituntut untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan siswa sehingga dapat membuat siswa belajar.
Saran
Sebagai guru yang lebih utama adalah memiliki komitmen untuk meningkatkan kompetensi kita sehingga mampu menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan siswa




DAFTAR PUSTAKA
Bobbi Deporter dan Mieke Hernachi, Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman
dan Menyenangkan,Bandung:Kaifa, 2002
Bobbi Deporter dan Mieke Hernachi, Quantum Teaching, Bandung :Kaifa, 2002
Hamalik, Oemar. 2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta : Bumi Aksara
Pophan James dan Eva L. Baker. 2000. Teknik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta : Rineka Cipta.
S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999),
Suparno, Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan, Kanisius, Yogyakarta, 1997
Sri Esti W D. 2002. Psikologi Pendidikan. Malang : Grasindo
Undang Undang . 2003. Undang Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. Jakarta
Undang Undang. 2005. Undang Undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta : Sinar Grafika
http://udhiexz.wordpress.com/
http://id.wikipedia.org
http://id.wikipedia.org
http://carabelajarefektif.blogspot.com
http://enon.wordpress.com/

No comments:

Post a Comment

mohon komentar anda

Perlombaan Inovasi Pembelajaran (Inobel) Guru Tingkat Nasional oleh Dirjen GTK Kemdikbud

Salah satu perlombaan guru tingkat nasional yang paling bergengsi bagi guru se Indonesia adalah Lomba Inobel. Perlombaan ini merupa...