Tuesday, 28 April 2009

SUASANA PRODUKTIF YANG MENDUKUNG AKTIVITAS PENGEMBANGAN PROFESI GURU

by Sunardi

Pendahuluan

Peranan guru sangat menentukan terhadap peningkatan mutu pendidikan. Menurut Undang Undang RI Nomor 20 Tahuin 2003 tentang Sisdiknas pasal 39 ayat (2) dikatakan bahwa, Guru / dosen sebagai pendidik merupakan tenaga professional, artinya bahwa guru/dosen dituntut memiliki keahlian/kompetensi tertentu. Undang-Undang No 14 tahun 2005, pasal 4 mengisyaratkan bahwa Kedudukan guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran yang berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Untuk itu pengembangan profesi guru merupakan hal yang sangat urgen untuk sehingga terwujud pendidikan yang bermutu. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah, organisasi profesi, maupun lembaga lain yang berusaha mengadakan kegiatan dalam rangka peningkatan mutu guru sehingga menjadi guru yang benar-benar professional. Namun kenyataan dilapangan menunjukkan masih banyak guru yang hanya sekedar mengajar apa adanya. Banyak guru yang kurang minat bacanya, kurang adanya motivasi untuk meningkatkan kompetensi untuk meningkatkan keprofesionalannya . Di samping itu, diklat-diklat, seminar-seminar, dan kegiatan pengembangan profesi guru lainnya terlihat kurang efektif dalam meningkatkan profesionalisme guru. Kondisi ini merupakan salah satu penyebab rendahnya kualitas pendidikan. Untuk itu yang menjadi permasalahan sekarang adalah bagaiamana menciptakan suasana agar dapat memacu aktivitas pengembangan profesi guru sehingga guru akan terpacu untuk meningkatkan kompetensinya sehingga menjadi guru yang berprofesional dan bermuara kepada terwujudnya pendidikan yang bermutu.

Pembahasan

Suasana produktif yang mendukung guru agar mengembangkan profesinya

Selain motivasi internal dari pribadi seorang guru, pengembangan profesi guru didukung oleh suasana kondusif yang mendorong dan memacu guru untuk meningkatkan kompetensinya. Suasana kondusif tersebut adalah :

Pemerintah

1. Penghargaan terhadap Karya Tulis Ilmiah Guru

Saat ini, pemerintah sudah menghargai karya tulis ilmiah (KTI) guru sebagai salah satu syarat untuk naik pangkat dari IVa ke golongan IVb. Bahkan pemerintah mengadakan layanan bimbingan KTI secara Online di website http://www.KTIonline . Namun, guru juga masih kurang termotivasi untuk menulis KTI karena tidak ada perbedaan yang signifikan antara golongan IV a dan IVb, kurang adanya kemampuan menulis KTI, dan kurang mampu menggunakan ICT sehingga pemanfaatan wevsite KTI online masih rendah. Disamping itu, guru yang sudah golongan IVa merupakan guru yang sudah menurun semangat untuk mengembagkan dirinya. Penulis menyarankan agar penghargaan terhadap KTI guru tidak hanya sebagai syarat untuk naik pangkat dari IVa ke IVb. Pemerintah seharusnya memprogramkan block grant terhadap penulis KTI baik berupa PTK maupun jenis KTI lain kepada semua guru yang berminat dan dipublikasikan secara terbuka. Memang program demikian sudah diadkan oleh pemerintah, namun pelaksanaannya belum optimal.

2. Kegiatan diklat/penataran yang dikaitkan dengan praktik di lapangan

Kegiatan diklat/penataran yang telah dilaksanakan oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat lebih dominan terhadap kegiatan teoritis. Sebaiknya dalam meningkatkan keprofesioanalan guru kegiatan tersebut harusnya bersifat praktis yang dikaitkan dengan praktik dilapangan.

3. Adanya komunikasi antara Satuan Pendidikan dengan LPTK

Saat ini komunikasi antara Satuan pendidikan (Sekolah) dengan LPTK sebagai lembaga yang memproduksi pendidik dan tenaga kependidikan masih sangat kurang. Seharusnya LPTK pemerintah memfasilitasi adanya hubungan antara sekolah dengan LPTK dalam rangka mengembangkan profesionalisme guru.

4. Pemberian kesejahteraan yang layak dan adil

Usaha peningkatan kesejahteraan guru sudah dilakukan oleh pemerintah. Namun, pelaksanaannya masih belum mengacu kepada prinsip keaadilan, sehingga antara guru yang malas dengan guru yang rajin/berpresati tidak ada perbedaan kesejahteraan. Perbedaan kesejahteraan(gaji) hanya dipandang dengan tinggi rendahnya golongan. Sementara golongan dan pangkat guru l;ebih dominan hanya didasarkan masa kerja.

Organisasi Profesi

1. Otimalisasi organisasi profesi guru (PGRI)

Dalam mengembangkan keprofesiannya, organisasi profesi merupakan hal yang penting dalam memfasilitasi anggotanya untuk mengembangkan diri. Organisasi profesi guru (PGRI atau yang lainnya) masih belum optimal dan belum terlihat adanya usaha untuk mengembangkan profesi anggotanya. Kenyataan menunjukkan bahwa guru-guru di Indonesia banyak yang tidak mengenal AD/ART dan kegiatan kegiatan nyata yang dilakukan untuk mendukung pengembangan profesi guru.

2. Optimalisasi MGMP dan KKG

MGMP merupakan Musyawarah Guru Mata Pelajaran yang merupakan sarana diskusi bagi guru pada mata pelajaran tertentu dalam rangka meningkatkan kompetensinya terutama pada mata pelajaran yang diampunya, sedangkan KKG merupakan Kelompok Kerja Guru yang merupakan sarana diskusi bagai guru Kelas (Guru SD) untuk meningkatkan kompetensinya sebagai guru SD yang professional. Kenyataan menunjukkan, bahwa kegiatan MGMP/KKG ini masih dilaksanakan kalau ada proyek saja. Sebagai guru seharusnya menyadari bahwa kegiatan ini merupakan kebutuhannya sehingga tanpa proyekpun kegiatan MGMP/KKG dapat berjalan. Lebih bagus lagi, jika Pemerintah (Pusat maupun Daerah) mengalokasikan dana untuk perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi kegiatan ini.

Lingkungan Kerja dan masyarakat

1. Suasana Sekolah yang Kondusif

Sekolah yang kondusif baik sarana/prasarana, adimintrasi, kepemimpinan, dan kultur sekolah sangat mempengaruhi guru untuk meningkatkan motivasi kerjanya. Kepala Sekolah sebagai pimpinan seharusnya menyadari pentingnya suasana sekolah yang kondusif, sehingga suasana ini dapat mendukung semua kinerja sekolah dan kinerja guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran.

2. Program Sekolah

Program yang disusun oleh stick holder sekolah seharusnya berorientasi terhadap pengembangan profesi guru seperti pengalokasian dana bagi guru yang membuat PTK, reward kepada guru yang berprestasi, pemilihan guru favorit,supervise klinis, dan program lainnya. Selama ini,program tersebut masih jarang dilakukan oleh sekolah.

3. Masyarakat

Guru merupakan bagian dari masyarakat, guru harus mampu berperan di lingkungan masyarakat. Begitu juga dengan pengakuan masayarakat terhadapa profesi guru akan mempengaruhi guru untuk mengembangkan keprofesionalannya dalam kompetensi kepribadian dan soasial.

Penutup

Dari uraian daitas dapat disimpulkan bahwa suasana produktif yang mendukung aktivitas pengembangan profesi guru adalah berasal dari dukungan positif Pemerintah, Organisasi Profesi, dan Lingkungan Kerja dan masyarakat. Penulis menyarankan bahwa sebagai guru yang terpenting adalah komitmen guru itu sendiri untuk berusaha menjadi professional.

BAHAN BACAAN

Akhmad Sudrajat (2008) Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru . diakses dari http://www.psb-psma.org/blogs/akhmadsudrajat. pada tanggal 26 April 2009

Drs eko Putro Wodoyoko,M.Pd (2008) Penelitian Tindakan kelas dan Pengembangan Profesi Guru, makalah disajikan dalam Smenar nasional Peningkatan Kualitas Profesi Guru melalui Penelitian Tindakan kelas yang diselengkarakan oleh Universitas Muhammadiyah Purworejo opada taggal 14 sepetember 2008

I Wayan Santyasa (2008),Dimensi-Dimensi Teoretis Peningkatan Profesionalisme Guru .Makalah

Kelvin Djajalaksana (2008) Profesi Guru Di Indonesia diakses dari http://www.olimpiade.org/ pada tanggal 26 April 2009

Prof. Dr. H. Endang Komara, M.Si (2008) Peran Penelitian Tindakan Kelas (Ptk) Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru . diakses dari http://dahli-ahmad.blogspot.com/ pada tanggal 26 April 2009

Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S (2005) Profesionalisme Guru Dan Peningkatan Mutu Pendidikan Di Era Otonomi Daerah. Makalah: Disampaikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Dewan Pendidikan Kabupaten Wonogiri, 23 Juli 2005

Prof.Dr. Yusufhadi Miarso,M.Sc (2008), Peningkatan Kualifikasi Guru Dalam Perspektif Teknologi Pendidikan. Makalah pada Semiloka di UNES, 8 Mei 2008

Suyono dan Masnur Muslich (2008) Urgensi Kompetensi Karya Tulis Ilmiah bagi Guru: Kenyataan, Harapan, Pengembangan, Makalah Disajikan dalam Pelatihan Profesi Guru
Melalui Penelitian Tindakan Kelas Tingkat Nasional Probolinggo, 10 Agustus 2008

-------------------------, (2008) PERANAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU . diakses dari http://ictcommunity.multiply.com/journal pada tanggal 26 April 2009

------------------------, (2007). Kepemimpinan Kepala Sekolah, diakses dari http://manajemensekolah.teknodik.net/




No comments:

Post a Comment

mohon komentar anda

Perlombaan Inovasi Pembelajaran (Inobel) Guru Tingkat Nasional oleh Dirjen GTK Kemdikbud

Salah satu perlombaan guru tingkat nasional yang paling bergengsi bagi guru se Indonesia adalah Lomba Inobel. Perlombaan ini merupa...