oleh
Sunardi ,S.Pd.(SMPN1 Sungai Lilin MUBA Sumsel/Alumni FKIP Fisika UNSRI)
Sri Wahyuni,S.Pd. (SMPN 1 Lembang jaya Solok SUMBAR/Alumni Pend Biologi UNP)
Tanti Kafitani Syafi'i,S.Pd. (SMPN 1 Sp Kiri Subulussalam NAD/Alumni Pend Fisika UPI)
A. Pengertian
Kecerdasan ( intelegensi ) adalah kemampuan untuk melakukan abstraksi, serta berpikir logis dan cepat sehingga dapat bergerak dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru. Kemampuan kognitif, psikomotor, dan afektif yang dimiliki seseorang disebut dengan kecerdasan. ( Amsal Amri, 2008 : 49 ), sedangkan Howard Garder ( dalam Sunaryo Kartadinata, 2008 : 6 ) mendefinisikan kecerdasan sebagai :
1. Kemampuan memecahkan masalah yang muncul dalam kehidupan nyata.
2. Kemampuan melahirkan masalah baru untuk dipecahkan.
3. Kemampuan menyiapkan atau menawarkan suatu layanan yang bermakna dalam kehidupan kultur tertentu.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seseorang. Kemampuan-kemampuan yang dimiliki seseorang tidak akan semuanya sama dengan kemampuan-kemampuan yang dimiliki orang lain, karena kemampuan banyak jenisnya ( beranekaragam ), dan keanekaragaman dari kemampuan-kemampuan itu disebut dengan kecerdasan majemuk ( multiple intelegensi ).
Kecerdasan majemuk yang merupakan keanekaragaman kemampuan yang menyangkut beberapa bidang.
Menurut Gardner, 1983 ( dalam Linda Campbell, 2006 ) kecerdasan atau intelegensi ada 10 macam yaitu:
1. Kecerdasan linguistic ( Linguistik intelligence )
Adalah kemampuan untuk berfikir dalam bentuk kata-kata dan menggunakan bahasa untuk mengekpresikan dan menghargai makna yang komplek, yang meliputi kemampuan membaca, mendengar, menulis, dan berbicara.
2. Intelegensi logis-matematis ( Logical matematich)
Adalah kemampuan dalam menghitung, mengukur dan mempertimbangkan proposisi dan hipotesis serta menyelesaikan operasi-operasi matematika,
3. Intelegensi Musik ( Musical intelegence )
Intelegensi musik adalah kecerdasan seseorang yang berhubungan dengan sensitivitas pada pola titik nada, melodi, ritme, dan nada. Musik adalah bahasa pendengaran yang menggunakan tiga komponen dasar yaitu intonasi suara, irama dan warna nada yang memakai system symbol yang unik.
4. Intelegensi kinestetik.
Kinestetik adalah belajar melalui tindakan dan pengalaman melalui panca indera.
Intelegensi kinestetik adalah kemampuan untuk menyatukan tubuh atau pikiran untuk menyempurnakan pementasan fisik. Dalam kehidupan sehari-hari dapat diamati pada actor,atlet atau penari, penemu, tukang emas, mekanik..
5. Intelegensi Visual-Spasial
Intelegensi visual-spasial merupakan kemampuan yang memungkinkan memvisualisasikan infoomasi dan mensintesis data-data dan konsep-konsep ke dalam metavor visual.
6. Intelegensi Interpersonal
Intelegensi interpersonal adalah kemampuan untuk memahami dan berkomunikasi dengan orang lain dilihat dari perbedaan, temperamen, motivasi, dan kemampuan.
7. Intelegensi Intrapersonal
Adalah kemampuan seseorang untuk memahami diri sendiri dari keinginan, tujuan dan system emosional yang muncul secara nyata pada pekerjaannya.
8. Intelegensi Naturalis.
Adalah kemampuan untuk mengenal flora dan fauna melakukan pemilahan-pemilahan utuh dalam dunia kealaman dan menggunakan kemampuan ini secara produktif misalnya untuk berburu, bertani, atau melakukan penelitian biologi.
9. Intelagensi Emosional.
Adalah yang dapat membuat orang bisa mengingat, memperhatikan, belajar dan membuat keputusan yang jernih tanpa keterlibatan emosi. Jadi intelegensi emosional disini berkaitan dengan sikap motivasi, kegigihan, dan harga diri yang akan mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan siswa.
10. Intelegensi Spiritual.
Adalah kemampuan yang berhubungan dengan pengakuan adanya Tuhan sebagai pencipta alam semesta beserta isinya.
Kemampuan-kemampuan yang termasuk dalam sepuluh aspek kecerdasan majemuk ( multiple intelegensi ) yang dimiliki masing-masing orang tersebut diatas merupakan potensi intelektual seseorang untuk dapat mengikuti proses pembelajaran.
Pembelajaran adalah suatu proses pengembangan kognitif, psikomor, dan afektif ketika seseorang berada pada lingkungan. Menurut Depdiknas ( 2004 ) pembelajaran adalah pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap baru pada saat seseorang berintegrasi dengan informasi dan lingkungan. Pembelajaran dapat terjadi pada berbagai disiplin ilmu, salah satunya adalah Pembelajaran IPA.
Pembelajaran IPA ( Ilmu Pengetahuan Alam ) pada hakikatnya adalah pembelajaran yang berorientasi pada keadaan alam semesta beserta isinya, yang meliputi benda hidup ( mahluk hidup ) dan benda mati. Pembelajaran IPA dapat diartikan sebagai proses pengembangan aspek kognitif, psikomotor, dan afektif dalam mempelajari alam semesta beserta isinya.
B. Pengembangan Multi Intelegensi dalam Pembelajaran IPA SMP.
1. Proses Pembelajaran yang Mengembangkan Intelegensi Verbal Linguistik.
Proses pembelajaran yang mengembangkan intelegensi verbal linguistic dapat merangsang perkembangan multi intelegensi dalam setiap mata pelajaran termasuk Ilmu Pengetahuan Alam.
Beberapa cara yang dapat dilakukan dalam pembelajaran untuk mengembangkan intelegensi verbal linguistic dalam dalam pembelajaran IPA adalah mendengarkan materi yang akan dibahas dari kaset maupun dari informasi yang langsung disampaikan oleh guru, diskusi kelas, membuat hasil laporan laporan pengamatan, melakukan kegiatan wawancara, mencari bahan untuk melengkapi tugas, menulis karya ilmiah dan sebagainya.
2. Pembelajaran yang Mengembangkan Intelegensi Logika Matematika.
Dalam Ilmu Pengetahuan Alam hal yang patut diperhatikan dalam mengajar adalah penerapan konsep dasar IPA secara tepat dalam membuat keputusansetiap hari dan membantu siswa mengenal hubungan antara Ilmu Pengetauan Alam dengan teknologi dalam kehidupan masyarakat.
Penerapan Intelegensi Logika Matematika dalam pembelajaran IPA dapat melalui beberapa cara, yaitu:
1) Metoda Ilmiah
Metoda ilmiah adalah suatu cara untuk menemukan produk ilmiah dengan langkah-langkah yang logis dan matematis. Proses umum metode ilmiah secara empiris adalah:
a. Menemukan masalah.
b. Menyusun hipotesa atau dugaan sementara.
c. Menguji hipotesis dengan melakukan percobaan.
d. Menarik kesimpulan
e. Menguji kesimpulan.
2) Berfikir secara Ilmiah berdasarkan Kurikulum.
3) Logika Deduktif.
Logika deduktif adalah cara berfikir dengan menguraikan konsep yang umum ke konsep yang khusus.
Contohnya :
a. Silogisme adalah argument yang tersusun dari dasar pemikiran dan kesimpulan.
b. Diagram Venn, menggunakan lingkaran yang saling melengkapi untuk membandingkan sekumpulan informasi.
4) Logika Induktif
Logika induktif adalah cara berfikir seseorang dengan mempertimbangkan kenyataan fakta khusus kepada kasimpulan umum dengan menggunakan analogi.
5) Meningkatkan belajar dan berfikir.
Meningkatkan berfikir siswa, guru dalam pembelajaran menggunakan media pembelajaran.
6) Proses berfikir secara matematika.
Matematika mata pelajaran yang khusus berfikir abstrak dan sulit, sehingga anak tidak tertarik. Untuk itu guru dapat menyusun pembelajaran dengan pola gambar, grafik, dan pembuatan kode untuk menimbulkan keingintahuan.
7) Bekerja dengan angka-angka.
Siswa yang menyukai ketelitian akan menemukan kesenangan bekerja dengan angka-angka seperti pengukuran, peluang, masalah-masalah dalam bentuk cerita.
8) Teknologi yang meningkatkan intelegensi logi-matematika.
Siswa dapat belajar dengan efektif dengan menggunakan software yang menarik.
3. Proses Pembelajaran yang Mengembangkan Intelegensi Musik.
Musik memilki kaitan yang erat dengan emosional seseorang, yaitu:
a. Memberikan suasana yang ramah ketika siswa memasuki ruangannya.
b. Menawarkan efek yang meredakan setelah melakukan aktivitas fisik.
c. Melancarkan peralihan antar kelas.
d. Membangkitkan kembali energy yang mulai sedikit.
e. Mengurangi strees.
f. Menciptakan suasana positif di sekolah.
Cara yang dapat dilakukan untuk mengembagkan intelegensi music di sekolah adalah:
a. Memasang music latar yang lembut dan universal di sekolah.
b. Melalui pembelajaran masing-masing bidang studi yang ada di sekolah.
Misalnya: menciptakan lagu-lagu yang bertemakan materi yang sedang diajarkan.
4. Proses Pembelajaran yang Mengembangkan Intelegensi Kinestetik.
Ada bermacam-macam aktivitas tectile-kinestetik yang bertujuan untuk mempertinggi pembelajaran siswa di segala usia, yaitu:
a. Lingkungan fisik : daerah ruang kelas, dalam merencanakan ruang kelas, para pengajar membuat ruangan yang bisa membuat perasaan siswa menjadi senang.
b. Drama : teater, permainan peran, drama kreatif, simulasi ( keadaan yang meniru ) keadaan sebenarnya.
c. Gerak kreatif : memahami pengetahuan jasmaniah, memperkenalkan aktifitas gerak kreatif,menerapkan gerak kreatif keahlian dasar, menciptakan isi yang lebih terarah dari aktivitas gerakan.
d. Tari : bagian-bagian tari, rangkaian pembelajaran melalui tari.
e. Memainkan alat-alat : kartu-kartu tugas,teka-teki kartu tugas, menggambar alat-alat tambahan, membuat tanda-tanda bagi ruang kelas.
f. Permainan ruangan kelas : Binatang buruan ( binatang pemakan bangkai) permainan-permainan lantai besar, permainan-permainan merespon gerak fisik secara meanyeluruh, permainan mengulang hal yang umum.
g. Pendidikan fisik : karakteristik dari seorang pengajar ( tentang ) fisik , pendidikan petualang, jaringan laba-laba, piramida sepuluh orang, petualangan-petuangan sepuluh orang.
h. Kesempatan-kesempatan latihan.
i. Perjalanan ke alam bebas.
5. Proses Belajar yang Mengembangkan Intelegensi Visual Spasial.
Proses belajar ini merupakan suatu proses yang mengembangkan kemampuan persepsi. Imajinasi dan estesti dalam buku Mc.Kim Experience in Visual thinking.
Mengidentifikasi 3 komponen yang luas dari gambaran visual :
a. Gambaran eksternal yang kita rasakan.
b. Gambaran internal yang kita impikan / kita bayangkan.
c. Gambaran yang kita ciptakan melalui gambar yang tak beraturan.
6. Proses belajar yang mengembangkan Intelegensi Interpersonal.
a. Membangun lingkungan interpersonal yang positif.
Kriteria group yang efektif :
1) Lingkungan kelas hangat dan terbuka.
2) Guru dan siswa bersama-sama membuat tata tertib dan sanksi berdasarkan kemanusiaan.
3) Proses pembelajaran saling ketergantungan yaitu melakukan peran aktif dan kontribusi darai semua siswa.
4) Belajar bertujuan untuk belajar dari kurikulum, dari teman dan dari pengalaman.
5) Tugas dan tanggung jawab dibagi rata, sehingga setiap anggota kelas merasa penting dalam kelas.
b. Pembelajaran kolaboratif.
c. Penanganan konflik.
d. Belajar melalui tugas sosial / jasa.
e. Menghargai perbedaan.
f. Membangun persfektif yang beragam.
g. Pemecahan masalah global dan local dalam pendidikan multicultural.
h. Tekhnologi yang meningkatkan intelegensi interpersonal.
7. Proses Belajar yang Mengembangkan Intelegensi Intrapersonal.
a. Membangun suatu lingkungan untuk mengembangkan pengetahuan diri.
b. Penopang penghargaan diri.
c. Penyusunan dan pencapaian tujuan.
d. Keterampilan berfikir.
e. Pendidikan keterampilan emosional dalam kelas.
f. Penulisan jurnal.
g. Mengetahui diri sendiri melalui orang lain.
h. Merefleksikan ketakjupan dan tujuan hidup.
i. Belajar mengarahkan diri sendiri.
j. Teknologi yang mempertinggi intelegensi interpersonal.
8. Proses Pembelajaran yang Mengembangkan Intelegensi Naturalisme.
Proses pembelajaran ini merupakan suatu proses yang mengembangkan kemampuan naturalism pada siswa yaitu :
a. Menata lingkungan sekolah yang hijau dan asri.
b. Dalam mempelajari materi yang berhubungan dengan klasifikasi tumbuhan, ekosistem, pencemaran lingkungan siswa diajak langsung kea lam.
c. Sekolah menyediakan alat bantu pelajaran seperti torso dan charta tentang organ-organ tubuh manusia.
d. Menerapkan pelajaran pertanian atau perikanan yang disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing.
e. Sekolah mengembangkan proses pembelajaran yang dapat membangkitkan kepedulian siswa terhadap lingkungan.
9. Proses Pembelajaran yang Mengembangkan Intelegensi Emosional.
Pembelajaran emosional dapat meningkatkan sistem pembelajaran kognitif, dimana dengan cara ini otak emosional terlibat dalam pembelajaranpenalaran sama kuatnya dengan otak berfikir. Prinsip ini harus diterapkan oleh guru dalam mengajar, menurut Goleman, 1995 ( dalam Barbara K.Given, 2002). Hal-hal yang dapat diterapkan oleh guru dalam mengembangkan intelegensi emosional adalah sebagai berikut:
a. Sebaiknya guru dalam mengawali pelajaran dengan sikap lemah lembut, dengan cara bertahap meningkatkan antusiame.
b. Menciptakan suasana kelas seperti yang diinginkan siswa.
c. Guru bias menggerakkan siswa perlahan-lahan menuju keadaan sosial emosional yang berbeda.
d. Dalam mengajar hendaknya guru mengembangkan rasa humor yang bias menurunkan ketegangan yang mungkin timbul akibat ketidak selarasan antara guru dan siswa.
10. Proses Pembelajaran yang Mengembangkan Intelegensi Spiritual.
Dalam proses pembelajaran sebaiknya memperluas cakupan dari ayat- ayat Alquran serta makna-makna yang terkandung di dalamnya sehingga mengakar di dalam jiwa dan pikiran siswa dengan cara menarik hikmah dari materi pembelajaran yang disampaikan kepada siswa.
Implikasi materi pembelajaran IPA dalam mengembangkan intelegensi spiritual sangat banyak sekali, sebagai contoh tentang tata surya. Dalam materi ini siswa dituntut untuk menguasai matahari sebagai bintang, matahari sebagai pusat tatasurya, rotasi dan revolusi bumi, pergerakan 9 macam planet dan sebagainya. Di akhir pembelajaran guru mengajak siswa untuk mengamati keteraturan gerak anggota tata surya dan menghubungkannya dengan surat yasin ayat 37 sampai ayat 40 yang artinya :
“ Dan sebagai tanda kebesaran Allah bagi mereka adalah malam, Kami tanggalkansiang dari malam itu, maka seketika itu mereka berada dalam kegelapan. Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Allah yang Maha Perkasa, Maha Mengetahui. Dan telah Kami tetapkan tempat peredaran bulan, sehingga ( setelah ia sampai ke tempat peredaran terakhir ) kembali seperti bentuk tanndan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya ”.
Kecerdasan ( intelegensi ) adalah kemampuan untuk melakukan abstraksi, serta berpikir logis dan cepat sehingga dapat bergerak dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru. Kemampuan kognitif, psikomotor, dan afektif yang dimiliki seseorang disebut dengan kecerdasan. ( Amsal Amri, 2008 : 49 ), sedangkan Howard Garder ( dalam Sunaryo Kartadinata, 2008 : 6 ) mendefinisikan kecerdasan sebagai :
1. Kemampuan memecahkan masalah yang muncul dalam kehidupan nyata.
2. Kemampuan melahirkan masalah baru untuk dipecahkan.
3. Kemampuan menyiapkan atau menawarkan suatu layanan yang bermakna dalam kehidupan kultur tertentu.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seseorang. Kemampuan-kemampuan yang dimiliki seseorang tidak akan semuanya sama dengan kemampuan-kemampuan yang dimiliki orang lain, karena kemampuan banyak jenisnya ( beranekaragam ), dan keanekaragaman dari kemampuan-kemampuan itu disebut dengan kecerdasan majemuk ( multiple intelegensi ).
Kecerdasan majemuk yang merupakan keanekaragaman kemampuan yang menyangkut beberapa bidang.
Menurut Gardner, 1983 ( dalam Linda Campbell, 2006 ) kecerdasan atau intelegensi ada 10 macam yaitu:
1. Kecerdasan linguistic ( Linguistik intelligence )
Adalah kemampuan untuk berfikir dalam bentuk kata-kata dan menggunakan bahasa untuk mengekpresikan dan menghargai makna yang komplek, yang meliputi kemampuan membaca, mendengar, menulis, dan berbicara.
2. Intelegensi logis-matematis ( Logical matematich)
Adalah kemampuan dalam menghitung, mengukur dan mempertimbangkan proposisi dan hipotesis serta menyelesaikan operasi-operasi matematika,
3. Intelegensi Musik ( Musical intelegence )
Intelegensi musik adalah kecerdasan seseorang yang berhubungan dengan sensitivitas pada pola titik nada, melodi, ritme, dan nada. Musik adalah bahasa pendengaran yang menggunakan tiga komponen dasar yaitu intonasi suara, irama dan warna nada yang memakai system symbol yang unik.
4. Intelegensi kinestetik.
Kinestetik adalah belajar melalui tindakan dan pengalaman melalui panca indera.
Intelegensi kinestetik adalah kemampuan untuk menyatukan tubuh atau pikiran untuk menyempurnakan pementasan fisik. Dalam kehidupan sehari-hari dapat diamati pada actor,atlet atau penari, penemu, tukang emas, mekanik..
5. Intelegensi Visual-Spasial
Intelegensi visual-spasial merupakan kemampuan yang memungkinkan memvisualisasikan infoomasi dan mensintesis data-data dan konsep-konsep ke dalam metavor visual.
6. Intelegensi Interpersonal
Intelegensi interpersonal adalah kemampuan untuk memahami dan berkomunikasi dengan orang lain dilihat dari perbedaan, temperamen, motivasi, dan kemampuan.
7. Intelegensi Intrapersonal
Adalah kemampuan seseorang untuk memahami diri sendiri dari keinginan, tujuan dan system emosional yang muncul secara nyata pada pekerjaannya.
8. Intelegensi Naturalis.
Adalah kemampuan untuk mengenal flora dan fauna melakukan pemilahan-pemilahan utuh dalam dunia kealaman dan menggunakan kemampuan ini secara produktif misalnya untuk berburu, bertani, atau melakukan penelitian biologi.
9. Intelagensi Emosional.
Adalah yang dapat membuat orang bisa mengingat, memperhatikan, belajar dan membuat keputusan yang jernih tanpa keterlibatan emosi. Jadi intelegensi emosional disini berkaitan dengan sikap motivasi, kegigihan, dan harga diri yang akan mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan siswa.
10. Intelegensi Spiritual.
Adalah kemampuan yang berhubungan dengan pengakuan adanya Tuhan sebagai pencipta alam semesta beserta isinya.
Kemampuan-kemampuan yang termasuk dalam sepuluh aspek kecerdasan majemuk ( multiple intelegensi ) yang dimiliki masing-masing orang tersebut diatas merupakan potensi intelektual seseorang untuk dapat mengikuti proses pembelajaran.
Pembelajaran adalah suatu proses pengembangan kognitif, psikomor, dan afektif ketika seseorang berada pada lingkungan. Menurut Depdiknas ( 2004 ) pembelajaran adalah pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap baru pada saat seseorang berintegrasi dengan informasi dan lingkungan. Pembelajaran dapat terjadi pada berbagai disiplin ilmu, salah satunya adalah Pembelajaran IPA.
Pembelajaran IPA ( Ilmu Pengetahuan Alam ) pada hakikatnya adalah pembelajaran yang berorientasi pada keadaan alam semesta beserta isinya, yang meliputi benda hidup ( mahluk hidup ) dan benda mati. Pembelajaran IPA dapat diartikan sebagai proses pengembangan aspek kognitif, psikomotor, dan afektif dalam mempelajari alam semesta beserta isinya.
B. Pengembangan Multi Intelegensi dalam Pembelajaran IPA SMP.
1. Proses Pembelajaran yang Mengembangkan Intelegensi Verbal Linguistik.
Proses pembelajaran yang mengembangkan intelegensi verbal linguistic dapat merangsang perkembangan multi intelegensi dalam setiap mata pelajaran termasuk Ilmu Pengetahuan Alam.
Beberapa cara yang dapat dilakukan dalam pembelajaran untuk mengembangkan intelegensi verbal linguistic dalam dalam pembelajaran IPA adalah mendengarkan materi yang akan dibahas dari kaset maupun dari informasi yang langsung disampaikan oleh guru, diskusi kelas, membuat hasil laporan laporan pengamatan, melakukan kegiatan wawancara, mencari bahan untuk melengkapi tugas, menulis karya ilmiah dan sebagainya.
2. Pembelajaran yang Mengembangkan Intelegensi Logika Matematika.
Dalam Ilmu Pengetahuan Alam hal yang patut diperhatikan dalam mengajar adalah penerapan konsep dasar IPA secara tepat dalam membuat keputusansetiap hari dan membantu siswa mengenal hubungan antara Ilmu Pengetauan Alam dengan teknologi dalam kehidupan masyarakat.
Penerapan Intelegensi Logika Matematika dalam pembelajaran IPA dapat melalui beberapa cara, yaitu:
1) Metoda Ilmiah
Metoda ilmiah adalah suatu cara untuk menemukan produk ilmiah dengan langkah-langkah yang logis dan matematis. Proses umum metode ilmiah secara empiris adalah:
a. Menemukan masalah.
b. Menyusun hipotesa atau dugaan sementara.
c. Menguji hipotesis dengan melakukan percobaan.
d. Menarik kesimpulan
e. Menguji kesimpulan.
2) Berfikir secara Ilmiah berdasarkan Kurikulum.
3) Logika Deduktif.
Logika deduktif adalah cara berfikir dengan menguraikan konsep yang umum ke konsep yang khusus.
Contohnya :
a. Silogisme adalah argument yang tersusun dari dasar pemikiran dan kesimpulan.
b. Diagram Venn, menggunakan lingkaran yang saling melengkapi untuk membandingkan sekumpulan informasi.
4) Logika Induktif
Logika induktif adalah cara berfikir seseorang dengan mempertimbangkan kenyataan fakta khusus kepada kasimpulan umum dengan menggunakan analogi.
5) Meningkatkan belajar dan berfikir.
Meningkatkan berfikir siswa, guru dalam pembelajaran menggunakan media pembelajaran.
6) Proses berfikir secara matematika.
Matematika mata pelajaran yang khusus berfikir abstrak dan sulit, sehingga anak tidak tertarik. Untuk itu guru dapat menyusun pembelajaran dengan pola gambar, grafik, dan pembuatan kode untuk menimbulkan keingintahuan.
7) Bekerja dengan angka-angka.
Siswa yang menyukai ketelitian akan menemukan kesenangan bekerja dengan angka-angka seperti pengukuran, peluang, masalah-masalah dalam bentuk cerita.
8) Teknologi yang meningkatkan intelegensi logi-matematika.
Siswa dapat belajar dengan efektif dengan menggunakan software yang menarik.
3. Proses Pembelajaran yang Mengembangkan Intelegensi Musik.
Musik memilki kaitan yang erat dengan emosional seseorang, yaitu:
a. Memberikan suasana yang ramah ketika siswa memasuki ruangannya.
b. Menawarkan efek yang meredakan setelah melakukan aktivitas fisik.
c. Melancarkan peralihan antar kelas.
d. Membangkitkan kembali energy yang mulai sedikit.
e. Mengurangi strees.
f. Menciptakan suasana positif di sekolah.
Cara yang dapat dilakukan untuk mengembagkan intelegensi music di sekolah adalah:
a. Memasang music latar yang lembut dan universal di sekolah.
b. Melalui pembelajaran masing-masing bidang studi yang ada di sekolah.
Misalnya: menciptakan lagu-lagu yang bertemakan materi yang sedang diajarkan.
4. Proses Pembelajaran yang Mengembangkan Intelegensi Kinestetik.
Ada bermacam-macam aktivitas tectile-kinestetik yang bertujuan untuk mempertinggi pembelajaran siswa di segala usia, yaitu:
a. Lingkungan fisik : daerah ruang kelas, dalam merencanakan ruang kelas, para pengajar membuat ruangan yang bisa membuat perasaan siswa menjadi senang.
b. Drama : teater, permainan peran, drama kreatif, simulasi ( keadaan yang meniru ) keadaan sebenarnya.
c. Gerak kreatif : memahami pengetahuan jasmaniah, memperkenalkan aktifitas gerak kreatif,menerapkan gerak kreatif keahlian dasar, menciptakan isi yang lebih terarah dari aktivitas gerakan.
d. Tari : bagian-bagian tari, rangkaian pembelajaran melalui tari.
e. Memainkan alat-alat : kartu-kartu tugas,teka-teki kartu tugas, menggambar alat-alat tambahan, membuat tanda-tanda bagi ruang kelas.
f. Permainan ruangan kelas : Binatang buruan ( binatang pemakan bangkai) permainan-permainan lantai besar, permainan-permainan merespon gerak fisik secara meanyeluruh, permainan mengulang hal yang umum.
g. Pendidikan fisik : karakteristik dari seorang pengajar ( tentang ) fisik , pendidikan petualang, jaringan laba-laba, piramida sepuluh orang, petualangan-petuangan sepuluh orang.
h. Kesempatan-kesempatan latihan.
i. Perjalanan ke alam bebas.
5. Proses Belajar yang Mengembangkan Intelegensi Visual Spasial.
Proses belajar ini merupakan suatu proses yang mengembangkan kemampuan persepsi. Imajinasi dan estesti dalam buku Mc.Kim Experience in Visual thinking.
Mengidentifikasi 3 komponen yang luas dari gambaran visual :
a. Gambaran eksternal yang kita rasakan.
b. Gambaran internal yang kita impikan / kita bayangkan.
c. Gambaran yang kita ciptakan melalui gambar yang tak beraturan.
6. Proses belajar yang mengembangkan Intelegensi Interpersonal.
a. Membangun lingkungan interpersonal yang positif.
Kriteria group yang efektif :
1) Lingkungan kelas hangat dan terbuka.
2) Guru dan siswa bersama-sama membuat tata tertib dan sanksi berdasarkan kemanusiaan.
3) Proses pembelajaran saling ketergantungan yaitu melakukan peran aktif dan kontribusi darai semua siswa.
4) Belajar bertujuan untuk belajar dari kurikulum, dari teman dan dari pengalaman.
5) Tugas dan tanggung jawab dibagi rata, sehingga setiap anggota kelas merasa penting dalam kelas.
b. Pembelajaran kolaboratif.
c. Penanganan konflik.
d. Belajar melalui tugas sosial / jasa.
e. Menghargai perbedaan.
f. Membangun persfektif yang beragam.
g. Pemecahan masalah global dan local dalam pendidikan multicultural.
h. Tekhnologi yang meningkatkan intelegensi interpersonal.
7. Proses Belajar yang Mengembangkan Intelegensi Intrapersonal.
a. Membangun suatu lingkungan untuk mengembangkan pengetahuan diri.
b. Penopang penghargaan diri.
c. Penyusunan dan pencapaian tujuan.
d. Keterampilan berfikir.
e. Pendidikan keterampilan emosional dalam kelas.
f. Penulisan jurnal.
g. Mengetahui diri sendiri melalui orang lain.
h. Merefleksikan ketakjupan dan tujuan hidup.
i. Belajar mengarahkan diri sendiri.
j. Teknologi yang mempertinggi intelegensi interpersonal.
8. Proses Pembelajaran yang Mengembangkan Intelegensi Naturalisme.
Proses pembelajaran ini merupakan suatu proses yang mengembangkan kemampuan naturalism pada siswa yaitu :
a. Menata lingkungan sekolah yang hijau dan asri.
b. Dalam mempelajari materi yang berhubungan dengan klasifikasi tumbuhan, ekosistem, pencemaran lingkungan siswa diajak langsung kea lam.
c. Sekolah menyediakan alat bantu pelajaran seperti torso dan charta tentang organ-organ tubuh manusia.
d. Menerapkan pelajaran pertanian atau perikanan yang disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing.
e. Sekolah mengembangkan proses pembelajaran yang dapat membangkitkan kepedulian siswa terhadap lingkungan.
9. Proses Pembelajaran yang Mengembangkan Intelegensi Emosional.
Pembelajaran emosional dapat meningkatkan sistem pembelajaran kognitif, dimana dengan cara ini otak emosional terlibat dalam pembelajaranpenalaran sama kuatnya dengan otak berfikir. Prinsip ini harus diterapkan oleh guru dalam mengajar, menurut Goleman, 1995 ( dalam Barbara K.Given, 2002). Hal-hal yang dapat diterapkan oleh guru dalam mengembangkan intelegensi emosional adalah sebagai berikut:
a. Sebaiknya guru dalam mengawali pelajaran dengan sikap lemah lembut, dengan cara bertahap meningkatkan antusiame.
b. Menciptakan suasana kelas seperti yang diinginkan siswa.
c. Guru bias menggerakkan siswa perlahan-lahan menuju keadaan sosial emosional yang berbeda.
d. Dalam mengajar hendaknya guru mengembangkan rasa humor yang bias menurunkan ketegangan yang mungkin timbul akibat ketidak selarasan antara guru dan siswa.
10. Proses Pembelajaran yang Mengembangkan Intelegensi Spiritual.
Dalam proses pembelajaran sebaiknya memperluas cakupan dari ayat- ayat Alquran serta makna-makna yang terkandung di dalamnya sehingga mengakar di dalam jiwa dan pikiran siswa dengan cara menarik hikmah dari materi pembelajaran yang disampaikan kepada siswa.
Implikasi materi pembelajaran IPA dalam mengembangkan intelegensi spiritual sangat banyak sekali, sebagai contoh tentang tata surya. Dalam materi ini siswa dituntut untuk menguasai matahari sebagai bintang, matahari sebagai pusat tatasurya, rotasi dan revolusi bumi, pergerakan 9 macam planet dan sebagainya. Di akhir pembelajaran guru mengajak siswa untuk mengamati keteraturan gerak anggota tata surya dan menghubungkannya dengan surat yasin ayat 37 sampai ayat 40 yang artinya :
“ Dan sebagai tanda kebesaran Allah bagi mereka adalah malam, Kami tanggalkansiang dari malam itu, maka seketika itu mereka berada dalam kegelapan. Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Allah yang Maha Perkasa, Maha Mengetahui. Dan telah Kami tetapkan tempat peredaran bulan, sehingga ( setelah ia sampai ke tempat peredaran terakhir ) kembali seperti bentuk tanndan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya ”.
DAFTAR PUSTAKA
Amri, A. ( 2008 ). Pedagogik Transformatif Aceh : FKIP Universitas Syah Kuala.
Kartadinata, S. dkk. ( 2007 ). Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan Dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan. Jakarta : Dirjen PMPTK DEPDIKNAS
Suparno, P. ( 2007 ). Kajian dan Pengantar Kurikulum IPA SMP. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.
Rengganis. ( 2007 ). Multiple Intelegence ( Kecerdasan Majemuk ). [ Online ]. Offset.Tersedia:http:/www.rengganis.blogspot.com [ 20 Oktober 2008]
Purwa. ( 2007 ). Mengenal Beragam Kecerdasan. [ Online ]. Offset.Tersedia:http:/www.bpurwa.blogspot.com [ 20 Oktober 2008 ]
SMUN 7 Denpasar. ( 2007 ). Mengenal Beragam Kecerdasan [ Online ]. Offset.Tersedia:http:/www.smun7.denpasar.sch.id [ 20 Oktober 2008]
Wordpress. ( 2007 ). Kurikulum Berbasis Kecerdasan Anak ( Multiple intelegensi). [ Online ]. Offset. Tersedia : http: /www. curriculumstudy. files.wordpress.com [ 20 Oktober 2008]
Gemasastrin. ( 2008 ). Teori Multiple Intelegence dalam Pendidikan Anak [Online ]. Offset.Tersedia:http:/www.gemasastrin.wordpress.com [ 20 Oktober 2008 ]
I am very grateful for this enlightening article. I am new to this issue, but for me it elucidated several questions. Congratulations on your knowledge on the subject. Thank you very much.FonePaw iPhone Data Recovery 3.8.0
ReplyDelete